Misil AS Tewaskan Pemimpin Taliban

Senin, 06 Oktober 2008 – 12:17 WIB
DERA ISMAIL KHAN - Serangan misil Amerika Serikat (AS) di perbatasan Pakistan dan Afghanistan pada Jumat lalu (3/10) membangkitkan amarah TalibanDiduga, kemarahan itu terkait dengan tewasnya salah seorang pemimpin mereka akibat serangan tersebut

BACA JUGA: Palin Tuding Obama Sahabat Teroris



Total, serangan AS di Waziristan Utara itu menelan 24 korban jiwa
Juru Bicara Militer Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas menyatakan, banyak korban yang merupakan militan asing

BACA JUGA: Pemerintah Tangkapi Tokoh Demonstran

Namun, pihak militer masih menunggu laporan yang lebih rinci.

Menurut laporan sejumlah informan, kemarahan Taliban tersebut ditunjukkan dengan caci maki yang mereka lontarkan kepada penduduk setempat
Mereka menuduh para penduduk sebagai "komoditas yang bisa dijual"

BACA JUGA: Fosset Diduga Bunuh Diri

Maksudnya, mereka menuding para penduduk telah menjadi antek pemerintah dengan berperan sebagai mata-mata.

Kemarahan Taliban itu tergolong tidak lazimBiasanya, mereka tak menanggapi berbagai serangan yang dilancarkan AS"Taliban tak akan bereaksi seperti itu kalau tak ada pemimpin mereka yang tewas," kata salah seorang sumber

Juru bicara Taliban tak bisa dimintai komentar mengenai hal tersebutAda kemungkinan, kelompok radikal yang pernah memimpin Afghanistan itu akan membalas perlakuan AS tersebut dengan tindak anarkis dalam level yang tak kalah besar

AS sendiri menganggap daerah semiotonomi di sepanjang perbatasan merupakan tempat persembunyian dua orang yang paling mereka cariYaitu, pemimpin Al Qaidah Usamah bin Laden dan deputinya, Ayman al-ZawahriKarena itulah, mereka tiada henti menggempur daerah tersebutTindakan itu pula yang memicu protes keras dari PakistanPasalnya, AS dianggap melanggar wilayah kedaulatan mereka

Protes juga kembali dilontarkan Pakistan terhadap serangan Jumat lalu(AP/AFP/ard/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedua dalam Sepekan, Susu Tiongkok Dinyatakan Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler