Misinformasi Penghargaan Swasembada Beras, IRRI Beri Penjelasan Begini, Tolong Disimak

Kamis, 01 September 2022 – 15:50 WIB
Pihak International Rice Research Institute (IRRI) meluruskan perihal penghargaan Swasembada Beras. ilustrasi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pihak International Rice Research Institute (IRRI) meluruskan perihal penghargaan yang diserahkan pada Minggu (14/8) lalu dan diterima langsung Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta.

Pemberian penghargaan itu sempat dipertanyakan oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat Rapat Kerja Komisi IV bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (31/8).

Sudin mempersoalkan teknis dan proses pemberian penghargaan dalam bentuk plakat.
Menurutnya, pembuatan plakat penghargaan tersebut dilakukan di Indonesia.

BACA JUGA: DPR Apresiasi Kementan Atas Pencapaian Predikat WTP dan Swasembada Beras

Karena hal itu memunculkan persepsi negatif yang dianggap tidak serius dan hanya akal-akalan semata.

Perwakilan IRRI untuk Indonesia, Hasil Sembiring mengatakan pembuatan plakat sudah melalui mekanisme panjang dan juga pertemuan berkali-kali sejak beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: KNPI Apresiasi Kinerja Kementan yang Sukses Bawa Indonesia Swasembada Beras

Hasilnya, IRRI memutuskan untuk membuat plakat di Indonesia karena mempertimbangkan efisiensi dan mengkonvensinya melalui sertifikat plakat.

"Saya perlu kasih tau bahwa diskusi pembuatan sertifikat ini prosesnya berbulan-bulan dan sudah melalui pertemuan berkali-kali," kata Hasil.

BACA JUGA: Bamsoet: Indonesia Dapat Penghargaan Lembaga Internasional, karena Bisa Swasembada Beras

Berikutnya, lanjut Hasil, pembuatan plakat di Indonesia juga didasari pada kondisi dunia yang saat ini mengalami pandemi tinggi, sehingga membuat kantor IRRI memutuskan WFH.

Atas berbagai pertimbangan itulah IRRI membuat plakat sertifikat di Indonesia.

"Mengingat dari sisi waktu dan praktisnya maka kami buat di Indonesia," katanya.

Diketahui, rombongan IRRI termasuk Dirjen IRRI Jean Balie menginap di hotel Jakarta dengan membayar sendiri.

Bukan hanya itu saja, tiket pesawat sampai tes PCR juga merogoh kocek sendiri.

"Menurut saya hal begini tak perlu dibicarakan dan dibahas apalagi di sidang DPR. Apakah tidak ada isu lain yang lebih penting," jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementan menggandeng IRRI untuk mengembangkan varietas padi bernutrisi tinggi sebagai salah satu upaya bersama dalam mengatasi stunting atau kurang gizi kronis.

Hasilnya Kementan sudah mengeluarkan varietas yang bernama Inpari Nutri Zinc.

Varietas tersebut mampu memproduksi 6,3 ton per hektare gabah kering giling (GKG).

Beras varietas itu juga terbukti mengandung zinc sebesar 34,5 persen.

Artinya lebih tinggi dari varietas non-nutrisi yang kandungan zinc-nya hanya 20 persen. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Listyo: 3 Tahun Indonesia Mampu Swasembada Beras, Alhamdulillah


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler