Misteri Kematian Pelajar SMK dengan Headset Masih di Telinga

Selasa, 29 Oktober 2019 – 20:34 WIB
Jenazah Nengah H dibawa mobil ambulans untuk dievakuasi ke rumah sakit. Foto: Wayan Putra/Radar Bali

jpnn.com, KARANGASEM - Kematian pelajar kelas I SMK di Karangasem berinisial Nengah H, 15, di rumahnya di Banjar Papun, Desa Bungaya, Bebandem, Karangasem, Bali pada Minggu (27/10) malam lalu menyisakan teka-teki.

Polisi dan keluarga korban baru sebatas menduga korban tewas bunuh diri. Itu ditandai dengan ditemukannya sebilah golok di samping jasad korban.

BACA JUGA: Bus Rombongan Pelajar Kecelakaan, Dua Siswa Tewas

"Untuk kepastiannya (penyebab kematian korban, red) kami masih dalami," ujar Kapolsek Bebandem AKP Wayan Sukarita, Senin (28/10).

Menurut AKP Wayan Sukarita, korban ditemukan pertama kali oleh ayahnya, Nengah Sudana, 43, yang baru pulang dari rumah temannya, Minggu malam (27/10) pukul 22.00 Wita.

BACA JUGA: Tawuran Pelajar di Bogor, 1 Tewas Akibat Kehabisan Darah

Pada saat ditemukan, korban dalam posisi tertelungkup dan masih menggunakan headset di telinga. Sementara HP korban tergeletak tidak jauh dari lokasi.

Sudana awalnya menduga kalau putra keduanya tersebut pingsan akibat muntah darah. Saat diangkat, banyak darah di sekujur tubuh korban.

Sudana langsung berteriak memanggil sang istri yang saat itu sudah tidur di dalam kamarnya. Sudana sempat memberikan pertolongan kepada sang anak dengan berusaha membersihkan darah di mulut korban dengan cara mengisapnya.

Ibu korban, Ni Luh Merta, 47, yang mendegar teriakan suaminya langsung menuju kamar korban.

Saat itu sang ibu melihat sebilah golok tergeletak di kamar korban. Sehingga sang ibu menduga kalau korban menyayat lehernya sendiri hingga terluka.

Ayah korban juga sempat melihat ada bekas sayatan di bagian kiri leher. Luka sayatan di leher itu cukup lebar sepanjang kurang lebih 10 cm.

"Hasil penyelidikan polisi dan juga keterangan beberapa saksi mengarah ke aksi bunuh diri," papar AKP Sukarita.

Namun, untuk memastikan masih menunggu visum tim medis RS Amlapura. Keluarga juga memutuskan mengautopsi jenazah korban untuk mengetahui penyeban pasti kematian yang tidak wajar itu. (rb/tra/mus/JPR)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler