jpnn.com, JAKARTA - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo buka suara soal misteri keberadaan pakaian dan ponsel milik Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Brigadir J sebelumnya tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Kalau Brigadir J Ditembak Pasti Bajunya Bolong, di Mana Pakaian Itu? 4 HP Juga Hilang
"Sudah ada di Labfor (laboratorium forensik, red) Polri," kata Irjen Dedi melalui pesan singkat kepada JPNN.com pada Rabu (3/8).
Jenderal bintang dua itu tidak menjawab secara pasti saat disinggung perihal pernyataan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
BACA JUGA: Pengacara Keluarga Brigadir J & Tim Hukum Istri Ferdy Sambo Bertemu, Ini yang Terjadi
Kamaruddin sebelumnya menyebut penyidik tidak berani menjawab saat ditanya keberadaan ponsel dan pakaian Brigadir Yosua.
Menurut Kamaruddin, dia justru disarankan penyidik untuk bersurat kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
BACA JUGA: Kamaruddin Mengaku Pengin Ketemu Istri Ferdy Sambo, Mau Tanya Soal Ini
Namun, Dedi yang mantan Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) memastikan barang-barang itu akan dibuka kepada publik.
"Nanti, kan, dibuka di persidangan pengadilan negeri," ujar Irjen Dedi Prasetyo.
Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak mengaku sempat mempertanyakan keberadaan ponsel Brigadir J kepada penyidik.
"Kami bertanya tentang apakah handphone daripada almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat sudah ketemu atau belum," kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Selasa malam.
Dia mengatakan penyidik saat itu tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya itu.
"Saya tanya apakah saya harus berkirim surat untuk menanyakan itu sudah (dikuasai, red) penyidik handphone-nya?" ucap Kamaruddin.
BACA JUGA: Pengacara Istri Ferdy Sambo Ngotot Laporkan Brigadir J Atas Dugaan Pencabulan, Pengalihan Isu?
Menurut Kamaruddin, Brigadir Yosua memiliki empat ponsel dengan nomor yang berbeda.
Dia juga mengonfirmasi kepada penyidik perihal keberadaan pakaian Brigadir J yang dikenakan sebelum insiden yang disebut polisi sebagai baku tembak itu.
"Mereka (penyidik, red) juga tidak bisa menjawab," ujar Kamaruddin.
Kamaruddin menyatakan pakaian itu penting diketahui. Sebab, jika Brigadir J tewas akibat tertembak maka bisa terlihat dari baju tersebut.
"Kenapa tanya soal baju? Kalau ditembak berarti bajunya bolong dan berdarah, kalau ditembak dari belakang, otaknya, darahnya bercucuran kena ke baju," ujar dia.
Kamaruddin mengatakan keberadaan baju penting diketahui guna mengungkap penyebab luka yang dialami Brigadir J.
"Kemudian, dilukai di pundak kanan tentu bajunya juga rusak karena sampai luka terbuka. Apakah itu karena golok atau sayatan? Kami belum tahu. Dengan ada bajunya akan ketahuan," tutur Kamaruddin.
Brigadir J disebut tewas seusai baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas nonaktif Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7).
Saat baku tembak, konon Brigadir J memakai pistol HS 9, sedangkan Bharada E menggunakan Glock 17. (cr3/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama