jpnn.com - Dukuh Duwet Gentong di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memiliki banyak batu besar bergambar wayang. Keberadaan batu dengan wayang menghadap ke barat itu sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian mistis di sekitarnya.
Laporan M Syukron Fitriansyah, Bantul
BACA JUGA: Pak Jokowi Sampai Tertawa, Kendi Air Keramat dari Ridwan Kamil Lama Terkuras di IKN
LENGANG dan sunyi. Begitulah suasana Dukuh Duwet Gentong di Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Tidak ada aktivitas mencolok di dukuh yang memiliki 85 kepala keluarga (KK) itu. Namun, dukuh itu dikenal mistis.
BACA JUGA: Pertahankan Nilai Budaya, Kampung Ciptagelar Dapat Bantuan Pengembangan Desa Wisata
Dukuh Duwet Gentong memiliki jalan setapak. Jalan selebar kurang dari satu meter itu masih berupa coran.
Walakin, sejumlah pengendara sepeda motor kerap terlihat di jalan setapak tersebut. Kejadian di luar nalar sering terjadi di jalan kecil itu.
BACA JUGA: Misteri Watu Lumpang, Dijaga Harimau Putih dan Ular
Warga setempat berkali-kali melihat pengendara sepeda motor melintasi jalan tersebut. Jalan kecil itu seolah-olah mulus dan lebar.
Jalan setapak itu sebenarnya buntu. Pangkalnya ada di salah satu rumah warga, sedangkan ujungnya di bukit.
Warga Dukuh Duwet Gentong yang juga pegiat wisata, Sangsang Saputro, mengungkapkan di sekitar jalan tersebut terdapat batu besar yang dikenal dengan sebutan situs Watu Wayang. Di batu itu terukir tokoh-tokoh pewayangan.
Menurut Sangsang, warga di pedukuhannya menganggap situs Watu Wayang sebagai tempat keramat.
"Watu Wayang itu bukan tempat sembarangan dan harus dijaga. Pas acara rasulan (tasyakuran pascapanen, red) itu diberi sesajen di beberapa titik," kata dia kepada JPNN.com.
Dukuh Duwet Gentong berada di wilayah perbukitan kapur. Adapun lokasi Watu Wayang sekitar 2 kilometer dari jalan utama penghubung Wonosari dengan Kota Yogyakarta.
Banyak pengguna jalan yang tidak mengenal kawasan itu tersesat di jalan setapak yang buntu. Ketika sudah kebingungan, mereka baru bertanya kepada penduduk setempat.
Warga asli Wonosari yang hendak pulang pun kerap dibuat bingung ketika menemui jalan buntu di lereng perbukitan itu. Tidak begitu jauh dari Watu Wayang juga terdapat mata air Sumber Rejo Kedung Gereng.
Mata air ini tetap mengalir jernih meski musim kemarau panjang. Warga pun menggunakan air dari Kedung Gereng untuk keperluan mereka sehari-hari.
Hingga kini, warga Duwet Gentong menganggap asal-usul Watu Wayang masih misterius. "Cerita siapa yang membuat ukiran wayang tersebut selama ini masih tidak ada jawaban yang pasti," kata Sangsang.
Menurut dia, hanya ada cerita turun-temurun soal Watu Wayang. Sangsang menyebut Duwet Gentong sudah dihuni oleh lima generasi.
Meski demikian, warga meyakini ukiran wayang tersebut dibuat pada masa Sunan Kalijaga dan Sunan Gesang. Dukuh Duwet Gentong memiliki beberapa batu dengan ukiran wayang.
Batu dengan ukiran tokoh wayang ditemukan di Bukit Kucing yang tak jauh dari permukiman warga. Beberapa tokoh wayang yang terukir ialah Pandawa Lima dan Kurawa.
"Ukiran tokoh wayang yang paling mencolok di sini itu Werkudoro. Semuanya (ukiran wayang) menghadap ke arah barat," tutur Sangsang.
Warga di Duwet Gentong menyebut ukiran di batu tersebut sejak dahulu tidak berubah. Namun, pada 1985 ada satu batu besar bergambar wayang dipecah untuk digunakan sebagai material pembangunan tempat ibadah warga.
Cerita di luar nalar lainnya yang menjadi obrolan warga setempat ialah pengunjung kesulitan mengambil gambar wayang di batu tersebut. Pernah ada pengunjung yang memotret gambar wayang itu dengan kamera, tetapi jepretannya hanya berupa warna hitam.
Sangsang menjelaskan pascagempa Yogyakarta pada 2006 ada seorang bule asal Perancis membuat video situs Watu Wayang. Hal aneh kembali terjadi, karena rekamannya hanya berputar-putar tanpa menampakkan hasil yang baik.
Oleh karena itu, warga Duwet Gentong meyakini adanya sosok tak terlihat yang menunggui Watu Wayang. "Setiap tempat (ada penunggunya), mungkin tidak hanya di Watu Wayang. Itu tergantung pada keyakinan kita," tuturnya.
Memang situs itu belum begitu familiar di masyarakat Yogyakarta sekalipun. Kini, Watu Wayang tengah digarap sebagai destinasi wisata.
Sangsang dan warga lainnya telah menyatukan tekad untuk menjadikan Watu Wayang sebagai daya tarik wisata di dukuhnya. Warga Duwet Gentong menginginkan Watu Wayang menjadi destinasi wisata berbasis religi dan budaya.
Dia mengharapkan pemda setempat juga peduli dengan keberadaan Watu Wayang.
"Walau bagaimanapun itu sebuah peninggalan. Jadi, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga," katanya. (jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : M. Sukron Fitriansyah