MIT Tergolong Teroris Tamkin, Harus TNI yang Bereskan

Selasa, 08 Januari 2019 – 00:54 WIB
KOPASSUS: Disarankan TNI ikut mengejar kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora.Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Prajurit TNI harus ikut melakukan pengejaran terhadap Majelis Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora. Tidak hanya melakukan pengejaran, namun perlu penyekatan terhadap wilayah yang menjadi tempat persembunyian kelopok tersebut.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan bahwa penyekatan wilayah penting untuk bisa menghentikan komunikasi antara MIT dengan dunia luar. Sehingga, penambahan anggota hingga bantuan logistik bisa dicegah. ”Tapi jangan bicara soal kurangnya anggaran,” ungkapnya.

BACA JUGA: Polri Yakini Kekuatan Teroris Ali Kalora Cs Tinggal 10 Orang

Teroris MIT ini terbilang sebagai pemberontakan. Yang memang tugas negara untuk menghadapinya. Namun, memang tidak cukup oleh kepolisian, dikarenakan MIT ini tergolong teroris tamkin atau berdasarkan daerah teritorial serta organik daerah asal. ”Artinya menguasai betul daerahnya,” jelasnya.

Elemen pemerintah yang kesadarannya tinggi terhadap teritori adalah TNI. Maka, yang tepat untuk menangani teroris tamkin itu adalah TNI. ”Polisi tidak cukup, lagi pula juga sudah ada regulasinya soal Komando Operasi Khusus Gabungan TNI,” terangnya.

BACA JUGA: Satgas Tinombala Temukan Tiga Bom Milik Kelompok Teroris MIT

Hal semacam ini jangan dipandang sebagai TNI mengambil alih pekerjaan Polri. Sebab, kondisinya jelas berbeda, polisi lebih tepat menangani teroris tamzin atau yang bergerak fleksibel tanpa daerah teritori. ”Teroris tamzin juga tidak ke hutan,” ungkapnya.

Saat ini masih beruntung jumlah anggota MIT sedikit. Bila saja mereka mendapatkan anggota yang lebih banyak, bisa jadi makin sulit untuk menghadapinya. ”Sebenarnya sangat perlu TNI terlibat, biar bisa menyekat logistik dari Filipina dan sebagainya,” urainya.

BACA JUGA: Buru Sisa-sisa Teroris Poso, Polri Kerahkan 2 SSK Brimob

Perlu diingat juga, MIT ini memiliki pengalaman. Seperti dari Ambon, berlatih di Filipina bahkan sampai ke Suriah. Kondisi itu harus dipertimbangkan dalam pelibatan TNI.

”Pemerintah jangan gamang, yang penting itu menangani MIT secepat mungkin. Jangan berlarut0larut,” tegasnya.

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan bahwa pengejaran masih berlangsung.

Bahkan, sedang dipertimbangkan untuk melakukan pencarian secara besar-besaran. ”Kita lihat nanti ya,” jelasnya. (idr)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Polri Genjot Deteksi Dini demi Tangkal Rencana Teroris


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler