jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mengembangkan implementasi Business Continuity Management System (BCMS), atau sistem manajemen kelangsungan bisnis berdasarkan kerangka kerja ISO 22301:2019.
Hal ini sebagai strategi untuk merespons krisis maupun bencana, guna membangun ketahanan dalam membatasai dampak bencana, meminimalisir gangguan terhadap proses bisnis, memastikan layanan tetap berjalan, mengetahui hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana, serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
BACA JUGA: Sultan Kutai Kartanegara Beri Gelar Kehormatan Dirut Pupuk Kaltim
VP Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko Pupuk Kaltim Wisnu Wibowo, menjelaskan implementasi BCMS agar perusahaan memiliki ketangguhan dalam menghadapi krisis maupun bencana yang terjadi, sehingga dapat membatasi dampak terhadap proses bisnis.
Selain itu BCMS juga dapat memastikan layanan tetap berjalan, dengan mengetahui hal yang harus dilakukan saat bencana serta mempersingkat waktu pemulihan layanan yang terdampak.
BACA JUGA: Ribuan Nelayan Kepulauan Selayar Mantap Dukung Ganjar jadi Presiden 2024
"Melalui implementasi BMCS, Pupuk Kaltim dapat memastikan adanya panduan terintegrasi untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional perusahaan saat terjadi krisis atau bencana," ujar Wisnu, Rabu (9/11)
Pupuk Kaltim juga menggelar sosialisasi dan simulasi Tabletop BCMS, menggandeng konsultan Centria Integrity Advisory.
BACA JUGA: Schneider Electric Ajak Pemangku Kelistrikan Bangun Ekosistem Kemitraan yang Terbuka
Kegiatan ini diikuti oleh SVP, VP dan AVP seluruh unit kerja perusahaan pada 9-10 November 2022.
Sosialisasi dilaksanakan untuk memberi pemahaman terkait BCMS kepada karyawan Pupuk Kaltim, dengan simulasi situasi bencana, serta mitigasi melalui cara penanganan yang akan dilakukan sesuai kerangka business continuity management berbasis ISO 22301:2019.
Salah satunya Tabletop Exercise, yang merupakan diskusi dalam ruangan dan melibatkan personel kunci untuk membahas skenario simulasi dalam suasana informal.
Hal ini juga dapat digunakan untuk menilai rencana, kebijakan hingga prosedur yang akan dilaksanakan.
"Dari sosialisasi dan simulasi, strategi dalam merespon sebuah krisis atau bencana yang mengancam keberlangsungan usaha dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga mampu membangun ketahanan perusahaan untuk menjaga kepentingan bersama," tambah Wisnu.
Team Leader Konsultan Centria Mufid Ansori, menyampaikan melalui penerapan BCMS Pupuk Kaltim didorong lebih meningkatkan ketahanan dalam merespons kondisi krisis secara cepat dan tepat.
Di mana BCMS merupakan tindakan langsung terhadap suatu kejadian, yang sejalan dengan konsep risk management sebagai upaya preventif dalam menciptakan operasional perusahaan secara aman.
"Melalui penerapan BCMS, Pupuk Kaltim bisa segera melakukan recovery ataupun restorasi dari suatu kondisi yang terjadi, guna menghindari berbagai potensi kerugian yang bisa ditimbulkan," kata Mufid.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada