jpnn.com, JAKARTA - Sekjen sekaligus Plt. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Bambang Hendroyono berkunjung ke salah satu site kerja sama di Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Minggu (19/3).
Balai KSDA Sumatera Selatan dengan PT OKI Pulp & Paper Mills bekerja sama dalam penguatan fungsi berupa dukungan pemulihan ekosistem dan penanggulangan kebakaran di suaka margasatwa (SM) Padang Sugihan Provinsi Sumatera Selatan
BACA JUGA: Menteri Siti Merefleksikan 9 Tahun Bersama KLHK, Banyak Pembenahan dan Peningkatan
Kunjungan tersebut bertujuan melihat progres kerja sama dan kesiapsiagaan penanggulangan potensi kebakaran.
Pada kunjungan tersebut dilakukan juga serah terima satu unit GPS Collar untuk Gajah Sumatera liar dari APP Sinar Mas kepada BKSDA Sumsel.
BACA JUGA: IKPP Meraih Penghargaan Mitra KLHK Terbaik 2023
Kegiatan ini melengkapi kalung GPS yang sudah dipasangkan pada dua kelompok gajah di kantong habitat Air Sugihan pada Mei 2022 lalu.
Bambang Hendroyono mengatakan dirinya ingin memastikan keberadaan petugas di lapangan melalui pelaksanaan RBM di Balai KSDA Sumsel terus berjalan dan ditingkatkan teknologi, inovasi dalam kelola kawasan serta biodiversity khususnya dalam penanganan gajah liar. Juga pencegahan terjadinya kebakaran lahan gambut yang berulang di SM Padang Sugihan.
BACA JUGA: KLHK Harapkan Dukungan Penuh Langkah Maju Penurunan Emisi GRK Sektor FOLU di Bengkulu
Selain menyaksikan serah terima GPS Collar, Bambang Hendroyono menanam pohon serta melepasliarkan satu individu satwa baning cokelat (Manouria emys) dan tiga individu satwa buaya muara (Crocodylus porosus).
Keempat individu satwa dilindungi tersebut berasal dari hasil evakuasi/serahan masyarakat ke BKSDA Sumsel dan telah melalui proses rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan.
"Mitigasi konflik manusia dan gajah ini penting sekali dilakukan dengan penggunaan teknologi GPS Collar guna pemantauan populasi Gajah Sumatera pada berbagai kelompok lebih akurat. Ke depan, konflik gajah dan manusia harus bisa dikelola dengan baik dan berkurang signifikan,” ujar Bambang Hendroyono dalam keterangannya, Minggu (19/3).
Bambang menjelaskan progres kerja normalisasi sungai Tampin-Tambatan (21,50 km) dan sungai Cakur-Tambatan (23,30 km) di kawasan SM Padang Sugihan telah memberikan kemanfaatan hidrologis bagi ekosistem air dan ekosistem terestrial lain di sekitarnya. Juga mendukung upaya konservasi spesies serta kestabilan ekosistem gambut.
Ini ujar Bambang merupakan salah satu best practices kelola lansekap, sekaligus solusi dari lapangan/tapak.
"Tentu upaya ini membutuhkan dukungan pemda, swasta, akademisi, masyarakat, dan media," ucap Bambang.
Sementara itu, Elim Sritaba selaku Chief Sustainability Office APP Sinar Mas menyampaikan ke depannya pihaknya akan terus mendukung pemasangan GPS Collar untuk kelompok gajah lain di wilayah tersebut.
Pemasangan GPS Collar yang sudah dilakukan pada dua kelompok gajah liar yang berbeda ini untuk mitigasi konflik antara manusia dan satwa gajah terutama masyarakat disekitar yang terdampak. Juga pemantauan pergerakan satwa dilindungi tersebut secara real time untuk memastikan keamanannya.
Di samping itu, APP Sinar Mas juga akan memberikan dukungan kepada BKSDA Sumsel dalam program pembentukan Desa Mandiri Konflik di wilayah penyangga SM Padang Sugihan.
"Pemasangan GPS Collar terhadap satwa yang dilindungi menjadi teknologi baru yang digunakan di seluruh dunia. GPS Collar yang dipasangkan pada gajah, baterainya didesain bertahan hingga 3 tahun," terang Elim Sritaba.
GPS Collar sebelumnya dipasangkan pada Meilani (40) dan Meisi (30) yang merupakan gajah betina dominan di kelompoknya.
Pemasangan GPS Collar ini selain dilakukan pada pimpinan gajah di kelompoknya juga disyaratkan gajah betina sudah berusia di atas 25 tahun dan sedang tidak dalam kondisi hamil. Upaya ini merupakan bagian dari kegiatan mitigasi penanggulangan human-wildlife conflict. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad