Mitra Stania Prima Dukung Hilirisasi Timah Bertahap

Kamis, 01 September 2022 – 00:33 WIB
Direktur Antar Lembaga PT MSP Harwendro Adityo Dewanto. Dok PT MSP.

jpnn.com, JAKARTA - PT Mitra Stania Prima (MSP), salah satu perusahaan timah yang masuk dalam Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mendukung terhadap hilirisasi secara bertahap timah.

Direktur Antar Lembaga PT MSP Harwendro Adityo Dewanto mengatakan pemerintah sebaiknya melakukan beberapa langkah kepada produsen timah agar hilirisasi terealisasi sesuai rencana.

BACA JUGA: Pencapaian Ekspor Timah MSP Tak Lepas dari Sertifikasi RMAP

PT MSP adalah salah satu anak perusahaan Arsari Tambang yang berada di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Kami berpandangan pemerintah perlu memberikan jangka waktu yang bisa terjangkau kepada pelaku usaha timah murni batangan (timah ingot), agar transisi hilirisasi dapat berjalan dengan baik, sehingga meminimalisir ”threats” yang akan terjadi," kata pria yang akrab disapa Didit tersebut di Jakarta, Kamis (1/9).

BACA JUGA: Sektor Manufaktur Banyak yang Menerapkan Konsep MSP Business

"Untuk itu diperlukan kajian tentang profitability hilirisasi, mengingat konsumsi timah domestik masih kecil dan sejumlah produk hilir juga memiliki masa kedaluwarsa, seperti Tin Paste dan Tin Chemical," imbuhnya.

Didit berharap kegiatan ekspor timah ingot masih dapat berjalan sesuai dengan regulasi pemerintah yang telah berlaku sampai dengan terbentuknya pasar permintaan domestik yang dapat menampung produksi nasional. 

BACA JUGA: Pemerintah Fokus Tertibkan RKAB Timah

"Kami juga berharap pemerintah ke depannya juga dapat merumuskan kebijakan yang dapat mendorong strategi hilirisasi mineral, melalui pemberian insentif kepada pelaku usaha, baik berupa fiskal, finansial, infrastruktur, dan lain-lain," harapnya.

Selain itu, kata Didit, impor produk solder dan timah lainnya sebaiknya dihentikan ketika hilirisasi dijalankan untuk memaksimalkan penyerapan timah dalam negeri.

Menurutnya jika ingin melakukan hilirisasi timah, tin chemical memiliki potensi penerimaan negara cukup besar ke depan.

Oleh karena itu, kata Didit, pemerintah sebaiknya membuat regulasi yang mendukung proses tersebut dan agar dijalankan oleh perusahaan dalam negeri.

"Kalau misal memberikan nilai tambah bagi negara ya mungkin yang bisa kita kembangkan ke depan ya tin chemical. Kemudian kalau misalkan itu dijalankan, berarti kalau kita mau ke hilir tentu diberikan kemudahan-kemudahan investasi, infrastruktur lahan, tax holiday, kemudahan pendanaan dan lain-lain," bebernya.

Tin chemical adalah produk turunan logam timah yang dicampur dengan bahan-bahan kimia untuk keperluan produksi plastik, PVC, dan sejenisnya. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siasat Jokowi Kampiun, Hilirisasi Nikel Bakal Raup Rp 440 Triliun


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler