Sektor Manufaktur Banyak yang Menerapkan Konsep MSP Business

Rabu, 08 Desember 2021 – 18:56 WIB
Ilustrasi ponsel. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan di sektor manufaktur merupakan yang paling banyak menerapkan konsep Managed Services Provider (MSP) Business.

COO PT Global Asia Sinergi Sim Bong mengatakan meski konsep MSP Business tersebut bisa membantu perusahaan dalam memangkas cost operasional, namun sayangnya hanya segelintir korporasi yang mengimplementasikan konsep tersebut.

BACA JUGA: Raffi Ahmad Bongkar Penghasilan Endorse Rayyanza, Wow!

"Padahal semua perusahaan dapat memanfaatkannya untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yang lebih optimal," ujar Sim dalam keterangannya.

Berdasarkan data yang dimiliki manajemen GAS hanya perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur yang tergerak mengoptimalkan kinerjanya melalui pemanfaatan MSP.

BACA JUGA: Avian Brands Resmi Tercatat di Bursa Efek Indonesia

Otomasi proses bisnis bagi kalangan pengusaha, baik kecil maupun besar akan menjadi faktor penentu perusahaan bersaing dalam jangka panjang.

Global Asia Sinergi berusaha memberikan solusi aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Pasarkan 250 Unit Hunian, BTN Menggelar Lelang Properti Expo 2021

Menurutnya, minimnya perusahaan yang menerapkan konsep MSP Business ini dikarenakan belum kuatnya kepercayaan dari para pelaku bisnis di dalam negeri terhadap kemajuan industri teknologi.

"Sebenernya kepercayaan pebisnis secara profesional belum kuat atas pentingnya MSP bagi usahanya dan masih tertinggal dari negara lain secara mindset, tapi kami yakin dengan tren otomasi dan digitalisasi akan menjadi suatu hal yang positif ke depan bagi okupansi layanan Global Asia Sinergi," imbuh Sim.

Di sisi lain, Sim melihat kedepannya potensi pengembangan infrastruktur IT di dalam negeri akan sangat besar, seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna layanan IT dan program digitalisasi yang digalakkan semenjak pandemi.

Adapun kendala yang masih harus dihadapi bersama dari proses digitalisasi ekonomi tersebut berasal dari kualitas jaringan internet yang ada.

"Saya lihat itu infrastruktur IT potensinya besar. Kendalanya hanya internet yang ada, perlu proyek-proyek percepatan dalam menghasilkan internet cepat dan reliabel, karena hal itu akan menjadi faktor penentu dalam perluasan layanan IT dan perkembangan ekonomi digital," kata Sim.(chi/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler