jpnn.com, TOKYO - Kabar kurang sedap datang dari Mitsubishi Motors Corporation, Minota City, Tokyo, Jepang.
Dalam pertemuan yang alot, dewan direksi akhirnya mengumumkan keputusan menyetop manufaktur Pajero dan menghentikan produksi SUV itu pada semester pertama 2021, Senin (27/7) waktu setempat.
BACA JUGA: Mitsubishi Pajero Sport Rockford Fosgate Serba Hitam Hadir Lagi
Rumor penutupan tersebut sejatinya sudah tersiar beberapa waktu belakang.
Fasilitas produksi Pajero dikelola oleh anak perusahaan MMC, Pajero Manufacturing Co., Ltd.
BACA JUGA: Heboh Ratu Waria Thailand, Berikut 8 Selebritas Indonesia jadi Transgender
Pabrik yang berdiri sejak 30 Desember 1943 ini digunakan untuk memproduksi SUV Mitsubishi Pajero.
Namun, disebabkan penjualan yang terus merosot, akhirnya keputusan itu diambil.
BACA JUGA: Mitsubishi Xpander Cross Berekspansi ke Pasar Vietnam
Di sejumlah negara, model SUV itu juga disebut dengan nama Mitsubishi Montero dan Mitsubishi Shogun.
Pabrik Pajero berada di kota Sakahogi, Prefektur Gifu, Jepang. Selanjutnya, produksi akan dialihkan ke pabrik Okazaki.
Terkait penutupan Pabrik Pajero, MMC menyampaikan biaya sebesar 8,107 juta yen atau setara Rp 1,12 miliar sebagai bagian dari biaya restrukturisasi bisnis dalam laporan keuangan kuartal pertama untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2021.
Angka itu juga telah dimasukkan ke dalam perkiraan pendapatan konsolidasi untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2021.
MMC merevisi kondisi keuangan mereka dengan memperkirakan kerugian operasi sebesar 140 miliar yen atau setara Rp 19,3 triliun, selama tahun fiskal yang berakhir pada Maret tahun depan karena terdampak pandemi virus corona baru (Covid-19).
Mengutip Marketscreener, kerugian yang dialami pembuat mobil nomor 6 di Jepang itu, merupakan yang terbesar dalam 18 tahun dalam catatan keuangan perusahaan sejak 2002.
"Untuk membuka jalan menuju pemulihan, prioritas utama semua eksekutif ialah berbagi krisis dengan karyawan dalam upaya efisiensi," ungkap chief Executive MMC Takeo Kato kepada wartawan.
Pandemi Corona baru telah memperburuk perusahaan dalam melawan penurunan penjualan di pasar Tiongkok dan ASEAN, pasar yang menyumbang seperempat dari penjualan global. (mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha