Dalam permohonan yang diajukan para pemohon dari Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PHBI) Jakarta itu, mereka menilai batas waktu pelaporan pelanggaran pemilu yang tertuang dalam pasal 247 ayat (4) UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, sangat tidak rasional dan cenderung melindungi pelaku tindak pidana pemiluSebab menurut pemohon, dalam pasal tersebut hanya ada batas waktu tiga hari sejak terjadinya pelanggaran pemilu.
"Bagi kami, hal itu sangat tidak rasional dan bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28D ayat (1)," kata Supriyadi Sebayang, saat menyampaikan permohonannya di depan majelis Hakim Konstitusi
BACA JUGA: Ragam Kekayaan Budaya di Pameran Tenun Nusantara
Karena dalam Pasal 28D ayat (1) itu, jelas Supriyadi pula, menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukumHanya saja, terhadap permohonan yang diajukan para pemohon ini, oleh Hakim Konstitusi justru disarankan untuk segera diperbaiki
BACA JUGA: Kesaksian Wiliardi Pusingkan Pengacara Antasari
Hal itu lantaran Hakim Konstitusi berpendapat bahwa dalil-dalil yang diajukan oleh pemohon belum kuatBACA JUGA: SBY Dinilai Ulangi Tradisi Lama
"Kami beri kesempatan kepada pemohon, dalam waktu 14 hari ke depan, untuk segera memperbaiki permohonannya," kata Ketua Panel Hakim Konstitusi, M Akil Mochtar, memberikan responnya(sid/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Ismeth Abdullah Penuhi Panggilan KPK
Redaktur : Tim Redaksi