jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Menurunnya tingkat ekspor dalam periode enam bulan pertama 2018 dikeluhkan asosiasi industri otomotif di Indonesia (GAIKINDO) salah satunya tujuan ke Vietnam, disebabkan regulasi emisi yang terlalu ketat sehingga mobil berlabel Indonesia susah tembus.
Jika merujuk pada regulasi yang dikeluarkan Vietnam melalui Decree No. 116/2017/ND-CP (Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import Of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services) mengatur sejumlah persyaratan untuk kelaikan kendaraan termasuk emisi dan keselamatan. Regulasi ini mulai berlaku pada 1 Januari 2018.
BACA JUGA: GIIAS 2018: Tata Prima 8x4 Jagoan Baru TMDI di Pertambangan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan berbagai produsen mobil di Indonesia harus bisa bekerja lebih keras jika mereka mau mengekspor mobil ke Vietnam. Karena menurutnya Vietnam selalu menganggap mobil Indonesia masih memiliki Euro 2.
"Vietnam selalu mengira mobil di Indonesia masih Euro 2, sedangkan untuk bisa masuk ke Vietnam Indonesia harus memiliki regulasi Euro 4. Maka dari itu saya mengimbau kepada seluruh produsen otomotif harus terus bekerja keras lagi," imbuhnya saat pembukaan GIIAS 2018 di Tangerang Selatan, Kamis (2/8).
BACA JUGA: GIIAS 2018: All-new Honda Brio Semakin Lapang
Airlangga menambahkan, kenapa setiap mobil dari Indonesia selalu dilakukan pengecekan yang sangat ketat? Karena Vietnam tidak mau mobil yang masuk ke negarannya tidak sesuai regulasi yang ditetapkan.
"Oleh karena itu, kita harus bisa menyesuaikan regulasi yang ditetapkan pemerintah Vietnam agar pasar ekspor kita lebih meningkat lagi. Itu pasti bisa dilakukan asalkan semua industri otomotif mau bekerja sangat ekstra," harapnya. (mg9/jpnn)
BACA JUGA: Gaikindo: Jualan Domestik Naik, Tapi Ekspor Mobil Turun
BACA ARTIKEL LAINNYA... GIIAS: Jokowi Rilis Mobil Desa di Pameran Mobil Masa Depan
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian