KENDARI - Tanpa banyak yang tahu, Gubernur Sultra, Nur Alam rupanya pernah mengalami peristiwa berbahaya, yang nyaris saja membahayakan nyawanya. Ketika hendak keluar dari rumah jabatannya, mendadak sebuah sepeda motor melaju kencang menghantam mobil yang ia tumpangi. Padahal, saat itu, arus lalu lintas sudah disterilkan petugas pengamanan termasuk Polisi Jalan Raya (PJR) pengawal protokoler gubernur.
“Itu terjadi Oktober 2013 lalu. Alhamdulilah saya tidak apa-apa, tapi saya sempat kaget saat itu. Pengemudi motor itu pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Saya sempat melihat kondisinya. Dari aroma tubuhnya, ia baru saja mengkonsumsi minuman keras buatan lokal, yakni Pongasi. Setelah dicek petugas, ia adalah tukang batu. Jadi, hampir saja yang bunuh gubernur ini tukang batu,” cerita Nur Alam, saat memberikan sambutan dalam acara pencanangan Gerakan Pelopor Keselamatan Lalu Lintas yang digelar Polda Sultra di alun-alun MTQ Square, Minggu (26/1).
Dari peristiwa itu, Gubernur menilai bahwa kesadaran berlalu lintas itu memang sangat penting, bagi semua orang. Pasalnya, seringkali, mereka yang sudah menaati aturan lalulintas justru jadi korban mereka yang lalai dengan keselamatan dan aturan. Apalagi, seringkali dijumpai, kecelakaan terjadi karena pelaku ataupun korban, mengawali berkendaraa tidak dengan kesadaraan penuh, apalagi jika pernah mengkonsumsi Miras.
Gubernur menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan tersebut mengingat angka kecelakaan lalu lintas memang sangat tinggi. Di Indonesia, catatan yang ia peroleh, selama tahun 2013 ada 2 ribuan nyawa melayang sia-sia di jalan raya. Hitung-hitungannya, setiap hari ada 69 orang meninggal di jalan raya. “Atau tiap satu jam, 3 orang tewas karena kecelakaan. Ini harus kita turunkan. Saat ini, penyebab ke-10 kematian adalah kecelakaan,” tukasnya.
Dalam kesempatan kemarin, Gubernur yang didampingi Kapolda Sultra, Brigjend Arkian Lubis dan Danrem 143 Haluoleo, Kolonel ARH Andi Sumangerukke menekan tombol penanda dimulainya gerakan pelopor keselamatan berlalu lintas yang disusul dengan menerbangkan balon gas sebagai bagian dari kampanye "Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan sebagai Kebutuhan".
Ratusan masyarakat antusias mengikuti kegiatan tersebut, karena di penghujung acara, ada pembagian door prize Lantas membagi-bagi helm dan memberikan hadiah hiburan. Suasana sempat terlihat harus saat seorang korban lakalantas bernama Reyhan, yang bekerja sebagai tukang sapu jalan, digendong ke atas panggung tak bisa lagi berjalan normal.
Reyhan, menjadi korban tabrak lari pada Bulan Juni 2012 lalu, tepatnya di jalan Abdullah Silondae. Bahkan sampai saat ini, Reyhan tak pernah tahu kendaraan apa yang menabraknya. Saat itu, dirinya langsung tak sadarkan diri ketika dihantam dan kritis selama tiga hari. Setelah sembuh ia sudah tak berjalan normal lagi. Dalam acara kemarin dirinya mengajak seluruh masyarakat di Sultra, sejak dini untuk lebih berhati-hati dalam berkendara ataupun saat berada di jalanan.
Sementara itu Direktur Lalulintas Polda Sultra, Kombes Polisi Herukoco mengatakan, target dari acara acara tersebut adalah untuk mengajak masyarakat agar menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Diperlukan banyak pelopor keselamatan agar bisa menekan angka kecelakaan mulai dari luka ringan, berat hingga kematian. "Keselamatan berlalu lintas harus dibudayakan, sama seperti jika sedang lapar harus makan dan kalau haus pasti minum. Kalau ingin selamat dalam berlalu lintas harus tertib dan disipilin. Itu dimulai dari diri sendiri,' katanya kemarin
Di akhir seremoni, Kapolda Sultra menyempatkan Pin Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas kepada beberapa perwakilan kelompok masyarakat, yang diawali dengan pembacaan komitmen berlalu lintas yang benar. Jurnalis Kendari Pos, Abdi Mahatma dipercaya mewakili unsur wartawan sebagai pelopor keselamatan berlalu lintas.(p6)
BACA JUGA: Kayu Berbuah Pisang Gemparkan Warga
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja Keeper KBS Perlu Diperbaiki
Redaktur : Tim Redaksi