jpnn.com - GM sedang menjajaki kemungkinan pengadaan baterai kendaraan listrik dari Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. (CATL).
Namun, alih-alih memproduksi baterai itu di Tiongkok, rencananya akan dibuat di AS yang berpotensi mengurangi risiko geopolitik dan meningkatkan kemampuan produksi lokal.
BACA JUGA: Gegara Emisi Gas Buang, GM Harus Bayar Denda Rp 2,3 Triliun
GM mungkin akan mendapatkan baterai ith dari pabrik yang dioperasikan oleh perusahaan Jepang, TDK Corp.
Fasilitas tersebut dapat didirikan di AS bagian selatan, yang menjanjikan terciptanya lebih dari 1.000 lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal.
BACA JUGA: Mobil Listrik MG Akan Dibekali Baterai Solid-State, Apa Kelebihannya?
Bloomberg melaporkan bahwa TDK akan melisensikan teknologi CATL untuk memproduksi sel litium besi fosfat berdasarkan kesepakatan ini.
Sementara itu, Ford telah berkomitmen untuk menggelontorkan dana sebesar USD 3,5 miliar untuk pabrik baterai di Michigan dengan menggunakan teknologi CATL.
BACA JUGA: Siap-Siap, Citroen Bakal Rancang C5 Aircross jadi Mobil Listrik
GM berencana untuk menghindari keterlibatan ekuitas dalam usaha patungan itu.
Strategi itu dapat membantu GM menghindari potensi pengawasan dari anggota parlemen AS, yang khawatir tentang investasi asing di sektor teknologi penting.
Dengan bekerja melalui kontrak pasokan, GM dapat memperoleh sel LFP dari TDK dengan harga tetap, selama jangka waktu perjanjian jangka panjang.
Pendekatan tersebut tidak hanya akan melindungi GM dari biaya awal yang signifikan, tetapi juga melindunginya dari fluktuasi harga baterai.
Pihak GM menolak mengomentari hal tersebut dan masih belum mengonfirmasi rencana tersebut, tergantung pada hasil pemilihan presiden November mendatang.
“Strategi kendaraan listrik difokuskan pada perancangan produk yang terus menurunkan biaya, meningkatkan kinerja, dan melokalisasi produksi. Teknologi baterai merupakan pendorong utama strategi tersebut,” kata sumber GM. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap-Siap, Mazda Bakal Boyong Mobil Listrik dan Hybrid ke Indonesia
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha