jpnn.com - Mobil-mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China yang disebabkan meningkatnya permintaan pada kendaraan listrik, lapor Reuters, Rabu.
Total penjualan merek mobil Jepang di China turun 32 persen pada kuartal pertama 2023 dibandingkan tahun lalu.
BACA JUGA: Bela Negara, Warga Korsel Ogah Beli Mobil Jepang
Bukan hanya produsen Jepang, pabrikan Jerman Volkswagen juga mengalami perubahan bisnis di China.
Kendati demikian, pabrikan Jepang lebih disorot karena tidak memiliki banyak model untuk bersaing di segmen listrik.
BACA JUGA: Honda E Jadi Mobil Jepang Pertama Dianugerahi Gelar German Car of The Year 2021
"Terutama pembuat mobil Jepang menghadapi persediaan mobil baru yang sedikit di China," kata Yasushi Matsui, selaku kepala keuangan pemasok suku cadang Denso Corp.
Nissan yang memiliki model Sylphy sebagai kendaraan terlaris di China selama tiga tahun justru tertinggal oleh mobil BYD Song yang merupakan plug-in hybrid buatan dalam negeri.
BACA JUGA: China dan Filipina Bersitegang di LCS, Amerika Turun Tangan
Nissan mengatakan telah menjual lebih dari 5 juta Sylphy di China selama bertahun-tahun.
Mereka menyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif kendaraan listrik di Guangzhou.
Nissan menyatakan saat ini sedang bekerja sama dengan pemerintah lokal di China untuk mendapatkan insentif mobil listrik demi meningkatkan penjualan mereka di China.
Begitu juga dengan Mitsubishi Motors Corp. Pekan lalu mereka mengatakan telah menangguhkan produksi SUV Outlander di China selama tiga bulan dan akan memperlambat penjualannya di perusahaan patungannya dengan GAC Group.
Mitsubishi, seperti beberapa pembuat mobil Jepang lainnya, tidak mencetak angka penjualan yang signifikan di China, bahkan penjualan mereka turun 58 persen dari tahun sebelumnya. (reuters/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Listrik Anda Kehabisan Daya di Tol? Jangan Khawatir, Hubungi Nomor Ini
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha