jpnn.com, JAKARTA - Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali menyebut, mobilisasi massa maupun opini untuk mengklaim kemenangan tidak diperlukan, pascapemungutan suara Pemilu 2019.
Menurutnya, calon presiden harus percaya diri dan menunjukkan jiwa leadership, serta menunggu hasil resmi dari KPU.
BACA JUGA: Penyebab Jokowi - Maâruf Tumbang di Bumi Jawara
“Mobilisasi massa maupun opini tidak diperlukan,” ujar Rhenald di Jakarta, Sabtu (20/4).
BACA JUGA : Ogah Klaim Menang Pilpres 2019, Kiai Ma'ruf Amin: Kami Menghormati Aturan
BACA JUGA: Kumpulan Kiai Pendukung Jokowi dan Prabowo Mulai Bersatu, Hasilnya?
Rhenald menilai, setiap deklarasi klaim kemenangan hanya akan menimbulkan dorongan serupa dari kontestasi lain.
Karena itu, para capres sebaiknya menahan diri dan menghentikan cara-cara yang menyerupai kampanye.
BACA JUGA: Pakar Gestur dan Ekspresi Tangkap Ketakutan di Wajah Sandi
“(Karena) tahapan kampanye sudah selesai. Untuk setiap kasus serahkan kepada lembaga hukum. Mari hormati konstitusi. Kalau cinta tanah air, stop! Jadilah manusia dewasa yang memang layak memimpin. Jangan ke kanak-kanakan,” katanya.
BACA JUGA : Klaim Kemenangan Pilpres Boleh, tapi Setelah Hasil Penghitungan KPU Selesai
Pandangan senada dikemukakan pengamat politik dari Universitas Indonesia Donny Gahral Adian.
Menurutnya, memobilisasi massa untuk memaksakan kehendak di luar jalur hukum yang sah merupakan tindakan inkonstitusional dan berpotensi makar.
“People power sebagai mobilisasi massa untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah adalah tindakan berpotensi makar dan inkonstitusional. People power itu untuk menjatuhkan pemerintahan yang otoriter, bukan untuk proses penghitungan suara dalam sebuah pemilu yang demokratis,” katanya.
BACA JUGA : Saling Klaim, Giliran TKN Deklarasi Kemenangan Jokowi - Ma'ruf
Donny menilai, masing-masing pihak sebaiknya menahan diri dan menyerah pada kedaulatan rakyat. "Tunjukkan bagaimana berdemokrasi secara dewasa,” pungkas Donny.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Juga Dicurangi, Moeldoko Persilakan Kubu Prabowo Protes ke KPU
Redaktur & Reporter : Ken Girsang