SEKUPANG - Aksi yang dilakukan Doni Gunawan Karo-karo (31), terbilang nekat. Hanya bermodalkan pistol korek api, pemuda pengangguran ini bisa membuat keder korbannya dan tak berkutik hingga merelakan motornya dibawa kabur. Motor yang dirampas dari tangan korbannya yang diamankan di Mapolsek Sekupang seperti Vega R hitam tanpa nopol, Mio hitam BP 5175 GI, Satria FU BP 2266 EK, Vixion hitam BP 4494 FJ, Satria FU hitam-merah BP 6379 FB, Mio hijau BP 4088 FF, Satria FU tanpa nopol, dan terakhir Vega R putih-hitam BP 5676 GE.
Doni sudah merampas delapan motor di empat wilayah seperti Tiban, Sekupang, Seraya dan Jodoh hanya dalam waktu dua bulan. Modus yang digunakan dalam beraksi cukup sederhana. Ia selalu menakut-nakuti korbannya dengan cara menodongkan pistol mainannya tepat ke kepala korban.
Kebetulan postur tubuh Doni tinggi dan tegap, sehingga orang yang tak mengenalnya sekilas mengira Doni adalah anggota intel Polisi ataupun TNI.
Doni melakukan aksinya pertama kali pertengahan Januari 2013 malam, di kawasan Tiban centre tepatnya di taman. Saat itu korbannya adalah sepasang remaja yang lagi berduaan diatas motor yang diparkirnya. Begitu tahu kondisi taman itu lagi sepi, Doni memberanikan diri mendekat ke sepasang remaja yang lagi pacaran.
"Saya dekati remaja yang lagi pacaran itu. Belum sempat menedekat, sepasang remaja itu nampak ketakutan. Tahu kalau anak yang saya dekati ketakutan, langsung saya pepet dan saya todongkan pistol korek api itu ke perutnya. Saya ancam anak itu agar tak berteriak, mereka nurut apa kata saya. Saya bilang ke dia (korban) kalau sampai teriak dan motor berikut kuncinya tak diserahkan, perutnya akan saya tembak," ujar Doni seperti diberitakan Batam Pos (JPNN Grup), Selasa (26/3).
Merasa aksi pertamanya berhasil hanya dengan modal pistol korek api, Doni ketagihan lagi untuk mencoba mengulangi aksinya di tempat lainnya. Aksi penodongan selain di Tiban Centre, yang paling ia ingat adalah di kawasan kolam Sekupang. Sebab, dua tempat itu korbannya tak melawan.
Sementara di beberapa wilayah lainnya seperti Seraya, Jodoh, dan Tanjungpinggir, Doni mendapatkan perlawanan dari korban yang ditakut-takutinya. Bahkan tak jarang Doni berduel satu lawan satu dengan korbannya, meski akhirnya bisa mengatasi korbannya dan mendapatkan motor rampasan karena badannya yang memang lumayan besar.
"Doni ini termasuk orang yang berani juga. Beberapa kali ia berduel dengan korbannya yang melawan saat ditodong pistol mainannya. Begitu mendapat perlawanan dari korbannya, pistol mainan yang bahannya dari besi itu dipukulkan ke kepala korbannya hingga tak berdaya dan merelakan motornya dibawa kabur Doni," ujar Kanitreskrim Polsek Sekupang, Iptu Mangiring Hutagaol.
Motor hasil rampasan oleh Doni dijualnya ke kawannya penadah, Akromo Padang (30), yang tinggal di kawasan Tiban kampung dekat dengan rumahnya. Satu motor dihargai mulai Rp700 ribu hingga yang paling mahal Rp1,7 juta.
Uang tersebut digunakan untuk foya foya dan makan sehari-hari. "Saya tak ada kerja, makanya saya nekat melakukan seperti ini. Uang hasil jual motor ke Akromo Padang saya pake untuk biaya hidup sehari-hari. Ada juga uang saya pakai untuk mabuk sama kawan-kawan," ujar Doni.
Doni ditangkap Buser Polsek Sekupang di kawasan komplek Wijaya BNI Sekupang saat lagi asyik nongkrong dengan kawan mainnya, Sabtu (16/3) pukul 21.30 WIB. Keberadaan Doni diketahui oleh Buser setelah sehari sebelumnya, Akromo, penadahnya diringkus Buser Polsek Sekupang di rumahnya.
"Dari Akromolah, kami bisa mengetahui keberadaan Doni. Akromo yang menunjukkan dimana tempat nongkrongnya Doni. Setelah kami pastikan keberadaannya di komplek Wijaya Sekupang depan BNI, Doni langsung kami gerebek dan tangkap," terang Mangiring.
Saat penangkapan dan penyergapan, Doni sempat melakukan perlawanan. Salah satu anggota Buser sempat didorong hingga oleh Doni hingga tubuh Buser itu terjatuh. Sementara dari penangkapan Akromo, penadah motor curian dan rampasan, polisi juga mengamankan satu pelaku curanmor lainnya yakni Umar,35, warga Patam Lestari yang mencuri motor di kawasan Tiban Koperasi dan dijual kepada Akromo. Umar, dibekuk dari persembunyiannya di kawasan Jembatan Barelang, Selasa (19/3) malam. (gas)
Doni sudah merampas delapan motor di empat wilayah seperti Tiban, Sekupang, Seraya dan Jodoh hanya dalam waktu dua bulan. Modus yang digunakan dalam beraksi cukup sederhana. Ia selalu menakut-nakuti korbannya dengan cara menodongkan pistol mainannya tepat ke kepala korban.
Kebetulan postur tubuh Doni tinggi dan tegap, sehingga orang yang tak mengenalnya sekilas mengira Doni adalah anggota intel Polisi ataupun TNI.
Doni melakukan aksinya pertama kali pertengahan Januari 2013 malam, di kawasan Tiban centre tepatnya di taman. Saat itu korbannya adalah sepasang remaja yang lagi berduaan diatas motor yang diparkirnya. Begitu tahu kondisi taman itu lagi sepi, Doni memberanikan diri mendekat ke sepasang remaja yang lagi pacaran.
"Saya dekati remaja yang lagi pacaran itu. Belum sempat menedekat, sepasang remaja itu nampak ketakutan. Tahu kalau anak yang saya dekati ketakutan, langsung saya pepet dan saya todongkan pistol korek api itu ke perutnya. Saya ancam anak itu agar tak berteriak, mereka nurut apa kata saya. Saya bilang ke dia (korban) kalau sampai teriak dan motor berikut kuncinya tak diserahkan, perutnya akan saya tembak," ujar Doni seperti diberitakan Batam Pos (JPNN Grup), Selasa (26/3).
Merasa aksi pertamanya berhasil hanya dengan modal pistol korek api, Doni ketagihan lagi untuk mencoba mengulangi aksinya di tempat lainnya. Aksi penodongan selain di Tiban Centre, yang paling ia ingat adalah di kawasan kolam Sekupang. Sebab, dua tempat itu korbannya tak melawan.
Sementara di beberapa wilayah lainnya seperti Seraya, Jodoh, dan Tanjungpinggir, Doni mendapatkan perlawanan dari korban yang ditakut-takutinya. Bahkan tak jarang Doni berduel satu lawan satu dengan korbannya, meski akhirnya bisa mengatasi korbannya dan mendapatkan motor rampasan karena badannya yang memang lumayan besar.
"Doni ini termasuk orang yang berani juga. Beberapa kali ia berduel dengan korbannya yang melawan saat ditodong pistol mainannya. Begitu mendapat perlawanan dari korbannya, pistol mainan yang bahannya dari besi itu dipukulkan ke kepala korbannya hingga tak berdaya dan merelakan motornya dibawa kabur Doni," ujar Kanitreskrim Polsek Sekupang, Iptu Mangiring Hutagaol.
Motor hasil rampasan oleh Doni dijualnya ke kawannya penadah, Akromo Padang (30), yang tinggal di kawasan Tiban kampung dekat dengan rumahnya. Satu motor dihargai mulai Rp700 ribu hingga yang paling mahal Rp1,7 juta.
Uang tersebut digunakan untuk foya foya dan makan sehari-hari. "Saya tak ada kerja, makanya saya nekat melakukan seperti ini. Uang hasil jual motor ke Akromo Padang saya pake untuk biaya hidup sehari-hari. Ada juga uang saya pakai untuk mabuk sama kawan-kawan," ujar Doni.
Doni ditangkap Buser Polsek Sekupang di kawasan komplek Wijaya BNI Sekupang saat lagi asyik nongkrong dengan kawan mainnya, Sabtu (16/3) pukul 21.30 WIB. Keberadaan Doni diketahui oleh Buser setelah sehari sebelumnya, Akromo, penadahnya diringkus Buser Polsek Sekupang di rumahnya.
"Dari Akromolah, kami bisa mengetahui keberadaan Doni. Akromo yang menunjukkan dimana tempat nongkrongnya Doni. Setelah kami pastikan keberadaannya di komplek Wijaya Sekupang depan BNI, Doni langsung kami gerebek dan tangkap," terang Mangiring.
Saat penangkapan dan penyergapan, Doni sempat melakukan perlawanan. Salah satu anggota Buser sempat didorong hingga oleh Doni hingga tubuh Buser itu terjatuh. Sementara dari penangkapan Akromo, penadah motor curian dan rampasan, polisi juga mengamankan satu pelaku curanmor lainnya yakni Umar,35, warga Patam Lestari yang mencuri motor di kawasan Tiban Koperasi dan dijual kepada Akromo. Umar, dibekuk dari persembunyiannya di kawasan Jembatan Barelang, Selasa (19/3) malam. (gas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setubuhi ABG, Pria Beranak 2 Dipolisikan
Redaktur : Tim Redaksi