jpnn.com, MALANG - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Dadih Permana mengungkap kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan regenerasi pertanian.
Dadih mengatakan, pembentukan karakter sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi salah satu fokus Kementan dalam pembangunan pada 2019.
BACA JUGA: Kementan Terapkan Keterbukaan Informasi via Simanis PSP
Dia menjelaskan, pembentukan karakter SDM pertanian meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.
"Pembentukan karakter SDM ini penting dalam menunjang penguatan regenerasi pertanian," ujar Dadih saat mengisi kuliah umum di Polbangtan Malang, Jawa Timur, Jumat (25/1).
BACA JUGA: Dampak Mekanisasi Pertanian Bisa Dirasakan 5 Tahun ke Depan
Penyuluhan, lanjut dia, dirumuskan berbasis kawasan dan basis kelembagaan termasuk aparatur dan pelaku. Selain itu, setiap BPP menerapkan konsep regenerasi pertanian dengan target yang jelas.
"Pelatihan harus bersinergi dengan penyuluhan, berbasis kompetensi balai, optimalisasi peran widya iswara, pemanfaatan aset, dan peran jejaring mitra," sebut Dadih.
BACA JUGA: Ditjen PSP Kementan Tetapkan 5 Program Prioritas
Sementara itu, pembentukan karakter SDM melalui pendidikan dilakukan dengan merevitalisasi kurikulum sinkron dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI).
"Penumbuhan tunas atau kader secara berjenjang dan intensif serta mengoptimalkan peran dosen dan aset yang ada," imbuh Dadih.
Dalam kesempatan itu dia juga memaparkan tentang kebijakan Kementan RI dalam hal mekanisasi alsintan (alat dan mesin pertanian).
Dadih memproyeksikan dampak dari modernisasi pertanian akan dirasakan dalam beberapa tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi solusi regenerasi petani.
"Investasi dalam pembangunan infrastruktur dan modernisasi pertanian akan memiliki dampak multiflier dalam lima sampai dengan sepuluh tahun ke depan. Modernisasi pertanian juga akan menjadi magnet bagi pemuda untuk menggeluti pertanian," jelas Dadih.
Potensi penghematan akibat mekanisasi pertanian mencapai Rp 24,5 triliun. Dalam usaha tersebut, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan sebanyak 415.051 unit dalam empat tahun terakhir.
Alsintan meliputi rice transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling unit (RMU), traktor dan pompa air.
"Modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi efisien menggantikan pola usaha tani manual. Mekanisasi juga sebagai solusi mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian karena bermigrasi ke sektor industri dan jasa," kata Dadih. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pupuk Bersubsidi Hanya untuk Petani yang Tergabung Kelompok Tani
Redaktur : Tim Redaksi