Moeldoko: Fundamental Ekonomi Domestik Sangat Kuat

Selasa, 19 Juli 2022 – 20:45 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyinggung soal hasil survei Bloomberg yang menyebut peluang risiko resesi Indonesia sangat kecil, yakni 3 persen.

Menurutnya, hasil survei tersebut menunjukkan fundamental ekonomi domestik sangat kuat dan memiliki daya tahan.

BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Potensi Resesi Sangat Nyata, Tenang ya, RI Punya 2 Strategi

"Hasil survei Ini menunjukkan fundamental ekonomi domestik Indonesia kuat dan memiliki daya tahan di tengah risiko global yang masih eskalatif," ujar Moeldoko saat berbicara pada seminar kebangsaan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah, Senin (18/7).

Moeldoko membeberkan kerja keras pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

BACA JUGA: Ada Ancaman Resesi Akibat Inflasi, Sultan Minta Pemerintah Turunkan Pajak

Pada sektor energi, pemerintah terus menjaga ketersediaan dan keterjangkaun harga di masyarakat dengan menyalurkan subsidi, yang nilainya mencapai Rp 520 triliun.

Opsi tersebut dipertahankan oleh pemerintah, agar beban masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan energi tidak berat.

BACA JUGA: Bidenflation

“Jika subsidi terus diberikan akan membuat uang negara jebol. Untuk itu, skema subsidi akan diubah. Tidak lagi ke barang tetapi langsung ke orangnya agar tepat sasaran,” katanya.

Moeldoko juga menjabarkan kerja pemerintah menghadapai ancaman krisis pangan. Menurutnya, pemerintah sudah meningkatkan produktivitas di sektor pertanian untuk menjawab kebutuhan konsumsi pangan dalam negeri, yakni sebesar 2,5 juta ton perbulan.

“Hasilnya selama tiga tahun berturut-turut Indonesia sudah tidak lagi impor beras, bahkan surplus."

"Pemerintah juga melakukan diversifikasi pangan, seperti menanam sorgum, sagu dan jagung. Ini semua untuk menjawab tantangan ancaman krisis pangan dunia,” katanya.

Moeldoko menegaskan, mengelola negara di lingkungan global tidak mudah karena tantangannya sangat besar, di tengah munculnya sejumlah kejutan.

Antara lain, pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusiayang berdampak pada terputusnya pasok rantai dan kenaikan harga-harga komoditas.

Dalam menghadapi itu, Moeldoko menyampaikan lima teorinya.

Yakni, mampu adaptif terhadap perubahan, membangun kecepatan di segala lini, berani mengambil risiko atas kebijakan yang diambil secara konstitusional, siap menghadapi kompleksitas akibat globalisasi, dan siap merespons kejutan-kejutan yang akan terjadi akibat kemajuan teknologi. (gir/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler