Mohon Doanya untuk Defia Rosmaniar

Jumat, 28 September 2018 – 00:45 WIB
Defia Rosmaniar (kiri) atlet Taekwondo menyambangi tempat ia berlatih di aula Koni Kota Bogor, Jumat (31/8). Foto: Fadli/Metropolitan/JPG

jpnn.com - Setiap kali gelaran Asian Games 2018 diingat, nama Defia Rosmaniar pasti akan muncul. Semua akan mengingat bahwa perempuan asal Bogor itulah yang mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia di Asian Games 2018.

Defia menyumbangkan medali emas dari arena taekwondo. Nama Defia memang pantas untuk terus diingat. Bukan hanya karena prestasinya. Melainkan, juga jalan bagi gadis 23 tahun itu untuk mencapai titik tertinggi sangat berliku. Berdarah dan penuh air mata.

BACA JUGA: Asian Games 2018: Defia Ajak Anak Muda Tingkatkan Prestasi

”Ketika harus ikut latihan keluar, dia itu sebenarnya sering mengerang kesakitan. Cuma, dia sembunyikan dari saya,” ungkap Kaswati, ibunda Defia.

Perempuan 54 tahun itu menyebut anaknya tak pernah mengeluhkan kondisinya. Kaswati menduga anaknya tersebut tak ingin ibunya tahu bahwa dirinya sakit karena latihan.

BACA JUGA: Sebelum Datang Ikut Asian Games, Terbayang Keindahan Bali

Defia tidak ingin membuat hatinya cemas. Apalagi, sang ibu juga sempat tak mengizinkan anak gadisnya itu berlatih taekwondo.

”Dia tidak mau ibunya tahu dia sakit. Tapi, giliran dapat juara, baru dia kasih tahu. Mungkin dia tidak ingin menyusahkan orang tuanya,” kisah perempuan penjual bibit tanaman tersebut.

BACA JUGA: Cerita Ibunda Defia Rosmaniar, Sungguh Mengharukan

Cerita seperti itu berlangsung bertahun-tahun. Namun, Defia tak pernah surut untuk terus berlatih, berlatih, dan berlatih demi mengejar prestasi.

Tekad itu pula yang mengantarkan dia meraih medali emas. Padahal, seperti yang sudah berulang-ulang diberitakan, Defia sempat mengalami kondisi yang sangat berat menjelang Asian Games.

Ayahnya meninggal saat dia berlatih di Korea Selatan sebelum terjun ke Asian Games. Defia pun tidak bisa ikut mengantarkan sang ayah ke tempat peristirahatan terakhir.

Defia pun kini menikmati buah kerja kerasnya. Medali emas Asian Games salah satunya. Berbagai apresiasi pun mengalir mengikuti prestasinya tersebut. Selain mendapat bonus Rp 1,5 miliar dari pemerintah pusat, Defia memperoleh apartemen dari Pemkot Bogor.

Defia sudah memiliki sederet rencana untuk memanfaatkan bonus yang diterimanya. ”Yang pasti untuk yang baik-baik. Saya ingin pergi ke Tanah Suci bersama mama,” ujar Defia.

Selain itu, Defia ingin berinvestasi untuk masa depan bila tak lagi menjadi atlet. Anak ketiga di antara lima bersaudara tersebut juga ingin membuat dojang alias tempat latihan seni bela diri taekwondo.

Namun, dia tak mau terlena dengan itu semua. Defia menegaskan ingin tetap fokus mencetak prestasi. ”Harapannya bisa meraih kembali medali dan membanggakan Indonesia,” katanya.

Harapan yang sama datang dari sang ibu. Untuk itu, Defia dimintanya tetap rendah hati. ”Mohon doanya saja buat Defia. Saya bilang ke tetangga juga begitu. Semoga dia bisa terus juara. Saya bangga sekali,” ungkapnya. (fikri/nal/feb/JPG/c10/fim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Emas Pertama Indonesia: Ibunda Defia Sempat tak Setuju


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler