jpnn.com, JAKARTA - Ketua dan Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani-Hasto Kristiyanto menghadiri Festival Kopi Tanah Air yang menjadi rangkaian HUT ke-49 parpol berlambang Banteng itu di Lapangan Parkir Timur, Senayan, Gelora Bung Karno, Jumat (27/5).
Dalam kegiatan tersebut, Puan dan Hasto sempat diuji panitia acara untuk menemukan kopi hasil petik merah atau yang sudah matang di atas meja.
BACA JUGA: Mendengar Buya Syafii Wafat, Bu Mega Terisak Sangat Sedih, Lalu Keluarkan Perintah kepada Kader PDIP
Panitia menyediakan pilihan dua gelas berkelir merah berisi kopi yang telah diseduh.
Puan Maharani dan Hasto kemudian menimang sebelum menjatuhkan pilihan. Kedua elite PDIP itu mencium aroma kopi yang diseduh dengan air panas.
BACA JUGA: Buya Syafii Meninggal Dunia, Puan: Indonesia Kehilangan Sosok Guru Bangsa
Selanjutnya, Puan dan Hasto terlihat menyeruput dua gelas berisi air seduhan kopi yang disediakan panitia acara.
Setelah menimbang, Puan tampak menunjuk sebuah gelas. Dirinya tidak ragu memilih gelas di sisi kiri eks Menko PMK itu.
BACA JUGA: Ketua DPR RI dan Presiden Majelis Umum PBB Bahas Sejumlah Isu Global, Apa Saja?
"Saya pilih yang kiri," kata Puan saat memilih gelas berisi kopi itu.
Hasto rupanya tidak berbeda dengan Puan. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga memilih gelas di sisi kiri.
"Saya juga pilih yang kiri, karena kiri lebih progresif," ungkap Hasto.
Berikutnya, panitia acara menyebut pilihan yang dijatuhkan Puan dan Hasto tidak keliru. Gelas yang dipilih memang berasal dari kopi yang petik merah atau sudah matang.
"Ini yang dipilih Mbak Puan dan Mas Hasto betul, karena kopi yang dipilih itu hasil petik merah," kata seorang panitia acara.
Setelah mengikuti ujian mencari kopi petik merah, Puan dan Hasto terekam melantunkan beberapa lagu di atas panggung Festival Kopi Tanah Air.
Acara tersebut menghadirkan beberapa artis ibu kota seperti Krisdayanti hingga Rizki Febiyan. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bicara di Forum Pengurangan Risiko Bencana PBB, Puan: Sekarang Saatnya Bertindak
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan