Momen Sukacita Idulfitri Tak Hanya Milik Manusia Bebas

Senin, 03 Juli 2017 – 11:25 WIB
Petugas cek barang bawaan pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mataram saat momen Idulfitri. Foto: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Momen sukacita hari raya Idulfitri dan Lebaran Topat, bukan saja menjadi milik manusia bebas. Tahanan dan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mataram ikut bergembira menyambut datangnya hari nan fitri. Sayangnya, tidak semua warga binaan melewati lebaran dengan gembira.

Ratusan manusia berjejal di areal parkir Lapas Mataram. Tepat pada 1 Syawal 1438 H, Minggu 25 Juli lalu. Mereka, yang berkumpul saat itu, merupakan keluarga dan kerabat dari warga binaan yang tengah antri masuk ke dalam Lapas.

BACA JUGA: Ingat!! Besok PNS Dilarang Bolos

Satu persatu nomor antrean dipanggil petugas. Pengunjung yang disebutkan nomor antrenya, bergegas menuju petugas. Yang wanita, diperiksa oleh petugas wanita. Begitu juga dengan pengunjung pria, diperiksa oleh petugas lapas pria.

Petugas Lapas terlihat cukup kewalahan. Namun mereka berusaha tetap teliti. Memeriksa setiap barang bawaan pengunjung. Mendata identitas dan memastikan tidak ada barang terlarang diselundupkan ke dalam Lapas.

BACA JUGA: Penderita Diare Melonjak selama Idulfitri

Pada momen lebaran, Lapas Mataram menerapkan kunjungan terbuka. Berbeda dengan kunjungan di hari biasa, saat lebaran keluarga diberikan waktu lebih lama untuk bertemu warga binaan.

Di hari biasa kunjungan dimulai sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita. Maka saat lebaran, waktu kunjungan diperpanjang hingga pukul 16.00 Wita.

BACA JUGA: Liburan Idulfitri, Okupansi Hotel Meningkat

Kebijakan ini dikeluarkan Kalapas Mataram Gun Gun Gunawan. Kata dia, warga binaan juga berhak merasakan suka cita lebaran. Memberi kesempatan keluarga dan kerabat untuk bertemu di hari fitri itu.

Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga warga binaan. Selama dua hari lebaran, tercatat ada 6144 orang pengunjung.

Lombok Post berkesempatan melihat ramainya kunjungan di Lapas Mataram. Aula lapas penuh dengan kerabat yang berkunjung. Lapangan di dalam lapas pun disulap. Di sana berdiri tenda untuk memberi kenyamanan saat kunjungan.

Kerabat warga binaan yang tidak kebagian tempat, memanfaatkan sebagian lorong untuk berkumpul. Dalam keterbatasan itu luapan kebahagiaan penuh haru nampak tumpah. Ada tangis, tawa, peluk bahagia di sejumlah sisi. Jeruji penjara yang selama ini jadi penghalang sementara dibuka. Para pesakitan bertemu keluarga yang dirindukan.

Wibowo misalnya. Tahanan yang terjerat kasus pencurian mengaku senang dengan kunjungan terbuka dari lapas. Apalagi ini merupakan lebaran pertamanya di dalam penjara.

”Senang karena bisa ketemu ibu lebih lama,” kata dia saat ditemui Lombok Post (Jawa Pos Group), Minggu (25/6) lalu.

Pantauan koran ini, meski lapas penuh dengan pengunjung, sebagian warga binaan tak sungkan untuk melepas kerinduan dengan keluarganya. Beberapa warga binaan terlihat memeluk erat istri dan anaknya. Mencium keduanya dengan sayang karena rindu di dalam penjara. Terlihat pula sebagian orang tua, saat bertemu anak dan kerabatnya, tak kuasa menahan air mata.

Suasana haru tampak jelas saat hari raya Idul Fitri. Momen ini terulang ketika lebaran topat, kemarin (2/7). Lapas Mataram kembali memberikan kunjungan terbuka terhadap warga binaan.

”Ada sekitar 1669 pengunjung, termasuk anak-anak saat lebaran topat,” kata Kasubsi Pengamanan Lapas Mataram Gazali, kemarin.

Namun, salah satu warga binaan rupanya hanya bisa melihat kegembiraan napi lain yang dikunjungi keluarganya. Nas, warga Lombok Tengah nampak terduduk lesu di samping blok narkotika.

Matanya sesekali melihat ke arah timur, tempat masuk para pengunjung. Mengawasi setiap orang yang datang.

”Belum ada yang kunjungi saya, sejak bulan puasa sampai sekarang,” kata Nas lantas menghisap rokok dengan kuat dan menghembuskan asapnya dengan pelan.

Nas rupanya tengah menanti keluarganya. Pria yang telah divonis 10 bulan penjara akibat mencuri tenda ini mengatakan, selama ia berada di penjara, baru satu kali keluarganya datang menjenguk.

”Kakak saya pernah datang. Itu juga ikut orang lain, karena belum punya kartu kunjungan,” ujarnya.

Saat disinggung mengenai keluarganya yang tidak datang, Nas mengaku tidak mengetahui penyebabnya. Tetapi ia yang baru menjalani hukuman 5 bulan penjara ini menduga, keluarganya kecewa dengan masuknya ia ke dalam penjara.

Kata Nas, meski kecewa tidak dikunjungi, dia berusaha menghibur diri dengan melihat kegembiraan warga binaan lainnya. ”Kecewa sih ada, apalagi istri juga sama sekali belum pernah datang, tapi mau bagaimana lagi,” kata dia pasrah.

Penantian Nas kembali pupus. Hingga pukul 12.30 Wita, di saat waktu kunjungan berakhir, tak satupun keluarganya yang datang menemuinya. Namun Nas tidak sendiri. Selain dia, terdapat napi lain yang juga tidak dikunjungi keluarganya. Namanya Yohan.

Hanya saja nasib Yohan sedikit lebih baik. Di hari kunjungan biasa, sedikitnya sudah tiga kali keluarganya datang berkunjung. Selain itu, pada pekan depan, Yohan juga akan menyelesaikan masa hukumannya di Lapas Mataram.

”Sebentar lagi bebas,” kata Yohan sambil tersenyum.(wahidi akbar sirinawa/r2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mumpung Idulfitri, Sekjen PDIP Ajak Semua Pihak Kompak Dukung Jokowi


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler