Momentum Sumpah Pemuda, Gus Jazil: Melawan Kebodohan dan Kemiskinan Juga Perlu Persatuan

Minggu, 25 Oktober 2020 – 16:36 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto MPR RI for JPNN.

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan hasil Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 yang mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda sebagai cikal-bakal adanya Indonesia, akan tetap relevan sampai kapan pun.

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga memuji generasi muda terdidik masa itu yang berasal dari berbagai suku, agama, dan bahasa, yang begitu peduli terhadap masa depan bangsanya.

BACA JUGA: Semangat Sumpah Pemuda, KAMI Milenial Bantu Warga Kurang Mampu Jakarta

Meskipun mereka dari kalangan yang mapan, bisa mengenyam pendidikan di STOVIA, sekolah kedokteran elite pada masa itu, dan dari sekolah yang lainnya, mereka tetap ingin bangsanya ini lepas dari penjajahan.

“Di tengah kesibukan belajar, mereka tetap memikirkan bangsanya,” kata politikus yang beken disapa dengan panggilan Gus Jazil ini di Jakarta, Minggu (25/10).

BACA JUGA: Bamsoet: Pulau Jawa Patut Diprioritaskan untuk Vaksinasi Covid-19

Dia menilai sikap anak-anak muda yang demikian perlu ditiru. Mereka mementingkan hal yang lebih besar daripada primodialisme. Mereka sadar bila masing-masing suku berjuang sendiri-sendiri maka daya dobrak yang ada dirasakan kurang.

Agar perjuangan lebih maksimal dan menunjukkan adanya kebersamaan atau persatuan, katanya, maka generasi muda yang berasal dari berbagai suku, agama, dan bahasa itu menyatukan diri. “Pikiran mereka sangat cerdas. Melepas keragaman untuk Indonesia,” sebut Gus Jazil.

BACA JUGA: Kompol Imam Zaidi Bikin Malu Polri, Pantas Irjen Agung Menyebutnya Pengkhianat

Semangat Sumpah Pemuda itu menurut alumni PMII ini, perlu terus dirawat, dilestarikan, dan diserukan. Sebab, sebagai bangsa yang besar dengan berbagai latar belakang suku, agama dan bahasa, menjadikan Indonesia rentan dari ancaman disintegrasi.

"Potensi-potensi disintegrasi bangsa itu ada," tegas Gus Jazil mengingatkan.

Karena itu, dia menilai Kongres Pemuda II masih relevan sebagai panduan bangsa dalam perjalanan ke masa depan. Terutama yang berkaitan dengan persatuan sebagaimana disrukan dalam ikrar Sumpah Pemuda.

"Persatuan inilah yang membuat kita merdeka dan menjadi negara besar," ujar politikus asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini.

Gus Jazil menambahkan bahwa persatuan bisa digalang karena masing-masing pihak tidak ingin menonjolkan diri atau merasa paling benar dan besar. Mereka lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, katanya, semangat persatuan harus terus dijaga dan dikedepankan.

Waketum DPP PKB ini juga mengajak masyarakat menjadikan semangat persatuan yang dimiliki bangsa ini digunakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang rakyatnya makmur, adil dan sejahtera.

"Untuk melawan kebodohan dan kemiskinan juga memerlukan persatuan dan kepedulian semua rakyat Indonesia," pungkas Gus Jazil.(jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler