jpnn.com, PINRANG - Mondelez Indonesia merayakan pencapaian 10 tahun pertama program Cocoa Life yang melampaui target dalam misi mensejahterakan petani dan komunitas kakao.
Perayaan yang dipusatkan di wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan itu bertujuan menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersama mewujudkan sektor kakao yang lebih berkelanjutan.
Direktor Sustainability, South East Asia, Mondelez International Andi Sitti Asmayanti mengatakan Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang diinisiasi oleh Mondelez International sejak 2012 untuk mensejahterakan petani dan komunitas kakao.
BACA JUGA: Nobar Minions Bersama Mondelez, Penonton Dibuat Mengakak
“Program Cocoa life secara global berhasil memperoleh berbagai pencapaian sukses, mulai dari memberdayakan hampir 210.000 petani dan menjangkau tiga juta anggota komunitas di seluruh dunia," kata Yanti dalam siaran persnya, Senin (26/9).
Dia menambahkan pihaknya telah menginvestasikan lebih dari USD 400 juta dalam mendukung mata pencaharian petani.
BACA JUGA: Kementan Cetak Mobilizer Muda Aktif dalam Pengelolaan Irigasi Melalui KEP Program CSA
Pencapaian tersebut jauh melampaui target global pada 2022, yaitu memberdayakan 200.000 petani dan satu juta anggota komunitas, dengan target investasi sebesar USD 400 juta.
Program itu juga memberdayakan lebih dari 2.400 komunitas kakao di bawah naungan Cocoa Life, dengan memprioritaskan investasi di infrastruktur sekolah, air dan kesehatan/sanitasi.
Dari sisi lingkungan, program Cocoa Life berhasil melakukan pemetaan lebih dari 198,000 lahan pertanian untuk membantu mencegah deforestasi pertanian Kakao di seluruh dunia.
BACA JUGA: Saatnya Bali Menjadi Daerah Unggulan Ekspor Produk Kakao
Selain itu, saat ini program Cocoa Life juga memenuhi 75% kebutuhan produksi cokelat Mondelez International dan ditargetkan mencapai 100% pada 2025.
Lebih lanjut, dia mengatakan pertanian kakao di Indonesia berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2022, tercatat Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil kakao terbesar dunia dan menjadi yang terbesar di Asia.
“Program Cocoa Life di Indonesia hingga saat ini memberdayakan lebih dari 40.000 petani, dan menjangkau lebih dari 68.000 anggota komunitas kakao di wilayah Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara,” tambah Yanti.
Kementerian Pertanian (Kementan) yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto menyampaikan apresiasinya atas kehadiran program Cocoa Life dari Mondelez Indonesia.
Dia mengajak pihak terkait untuk bisa mengambil peran sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya dalam menyelesaikan perrmasalahan kakao nasional.
"Kami berharap semoga ruang lingkup dari progam ini dapat direplikasi dan disebarluaskan kepada sentra produksi kakao nasional lainnya," jelas Heru.
Musdalifah Mahmud selaku Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian menjelaskan program Cocoa Life sangat bermanfaat sekali untuk peningkatan produksi kakao dan pendapatan petani kakao, sehingga bisa mendukung program ini untuk terus berlanjut.
“Kami mengajak semua pihak, pemerintah pusat, kabupaten, serta para pihak swasta bersinergi untuk kemajuan kakao Indonesia,” terang Musdalifah.
Saat ini program Cocoa Life tengah berupaya untuk menjawab tantangan pada sektor kakao secara holistik di enam negara penghasil kakao, meliputi Ghana, Pantai Gading, Indonesia, Republik Dominika, India, dan Brasil.
Sebagai bagian dari program keberlanjutan Mondelez International, Cocoa Life bersama para mitra terus berupaya untuk menjadikan pertanian kakao sebagai bisnis yang berkelanjutan, menciptakan masyarakat yang berdaya, dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian dan pemulihan hutan.
Meskipun pencapaian program Cocoa Life telah melampaui targetnya dan menghasilkan dampak yang cukup besar, Mondelez Indonesia menyadari bahwa masih banyak tantangan di sektor kakao.
Mondelez Indonesia mengajak para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam inisiatif ini, seperti mengedukasi para petani dan komunitas akan pengelolaan kakao yang tepat, sehingga bisa memperkuat dampak positif dan membawa perubahan pada dekade berikutnya. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Genjot Produksi Bibit Kakao dan Kopi Berskala Besar
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian