jpnn.com, JAKARTA - Keputusan pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyetop sementara jemaah umrah dari negara lain langsung berimbas ke Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Joko Asmoro, kebijakan yang diumumkan pada Kamis (27/2) itu langsung mengakibatkan ribuan calon jemaah umrah tak bisa berangkat.
Joko menjelaskan, saat pemerintah Kerajaan Arab Saudi merilis kebijakan itu, terdapat 2.393 calon jemaah umrah Indonesia yang sudah berada di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Saat itu pula mereka tertahan tak bisa berangkat.
BACA JUGA: Ada Kabar Baik dari Israel soal Vaksin untuk Virus Corona
"Yang sudah berangkat pada hari yang sama, tetapi tidak bisa masuk Saudi dan harus ke negara transit 1.685 jemaah. Yang sudah transit, harus kembali lagi, kecuali yang sudah berada di Saudi dan melaksanakan umrah," kata Joko dalam diskusi bertema Mengukur Efek Corona, Siapkah Kita? di Jakarta, Sabtu (29/2).
Menurut Joko, kejadian itu memang di luar kemampuan Kementerian Agama, agen perjalanan umrah maupun maskapai. Oleh karena itu, katanya, semua pihak harus memiliki pemahaman yang sama dalam persoalan ini.
BACA JUGA: Ini Analisis Mengapa Corona Tidak Masuk ke Indonesia
"Jadi masakapai akan kembali menjadwal ulang untuk menerbangkan jemaah. Akomodasi, kebetulan mitra kami berhubungan baik. Jadi akomodasi, transportasi, katering bisa di-reschedule," ujarnya.
Namun, kata Joko, masih ada satu permasalahan yang belum terpecahkan, yakni visa. Sebab, biaya pengurusan visa hampir USD 200 per jemaah.
Masa berlakunya visa pun terbatas. Ketika moratorium umrah berlangsung cukup lama, calon jemaah harus mengurus visa baru.
Joko menambahkan, Menteri Agama Fachrul Razi dan Menlu Retno Marsudi telah berkoordinasi dengan Dubes Arab Saudi untuk RI untuk menyelesaikan masalah visa jemaah umrah. “Jadi yang sudah bervisa dan belum maauk ke Saudi, bisa diulang kembali tanpa biaya," ungkap Joko.
Namun, Joko mengaku bersyukur lantaran jemaah yang terkena moratorium umrah bisa memahami kebijakan Kerajaan Arab Saudi itu. "Alhamdulillah, mereka sangat memahami, cuma yang agak sulit adalah yang sudah terlanjur terbang tetapi tidak sampai (Arab)," katanya.
Selain itu, lanjut Joko, ada lagi yang sudah selesai umrah tetapi tidak bisa kembali setelah berada di negara transit. Ia mencontohkan jemaah yang sempat terbang dari Kuala Lumpur ke Arab Saudi untuk umrah.
Setelah umrah selesai, jemaah itu melanjutkan perjalanan ke Turki. Sedianya rombongan jemaah tersebut melanjutkan perjalanan dari Istanbul, Turki menggunakan pesawat Saudi Arabia Airlines.
"Ketika check in ada stempel Malaysia tertanggal 18 Februari. Disetop, karena kemarin baru tanggal 28, artinya baru sepuluh hari. Disuruh tunggu dulu, padahal cuma transit dua jam (di Malaysia). Ada 38 orang, tetapi insyaallah 4 Maret sudah bisa balik," katanya.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy