jpnn.com, SURABAYA - Tukang bangunan yang sedang menggarap proyek di SDN Kapasan 3, Surabaya menemukan sebuah mortir, kemarin.
Harsono, tukang tersebut, menemukan mortir itu sekitar pukul 10.00. Saat itu dia sedang membuat lubang untuk memasang beton.
BACA JUGA: Duaaaar, Mortir Meledak di Gudang Barang Bekas, 1 Tewas
''Saya tadi waktu nggali kurang lebih baru 80 sentimeter,'' katanya.
Namun, ada sesuatu yang mengganjal. Setelah dicek, ada sebentuk besi berkarat yang menghalangi alatnya membuat lubang.
BACA JUGA: Ternyata, Kampung 35 Mortir di Tasik adalah Tempat Sejarah Kelam
Awalnya, dia mengira hanya besi biasa. Harsono kemudian menaruh barang itu bersama dengan tumpukan tanah di pinggir galian.
Tiba-tiba, seorang temannya yang bernama Maman nyeletuk. ''Har, opo iki? Bentuke koyok piala ngene (Apa ini? Bentuknya seperti piala, Red),'' selorohnya.
Rofi'i, tukang bangunan yang lain, mendengar obrolan Harsono dan Maman.
''Eh ati-ati, mortir iku. Bek e aktif isok meledak (Hati-hati, itu mortir. Mungkin aktif, bisa meledak, Red),'' ucapnya memperingatkan.
Dia mengetahui benda tersebut adalah peluru dari meriam kecil lantaran sering melihat film-film perang di televisi.
Rofi'i kemudian menghubungi Kepala SDN Kapasan 3 Solikin. Menerima laporan tersebut, Solikin bergegas menghubungi Polsek Simokerto.
Tak berselang lama, Kapolsek Simokerto Kompol Masdawati Saragih bersama anggotanya tiba di sekolah yang pernah terbakar pada 16 April 2017 itu.
Masda meminta anggotanya mengevakuasi murid sekolah ke tempat yang lebih aman.
''Semua guru dan tukang bangunan jangan ada yang mendekat selama proses evakuasi,'' tegas polisi asal Medan itu.
Dia meneruskan informasi temuan tersebut ke Tim Gegana Brimob Polda Jatim.
Setelah menunggu hampir sejam, tim gegana akhirnya tiba. Tim memeriksa mortir yang diduga digunakan saat zaman penjajahan Jepang dulu.
Dari pemeriksaan, mortir tersebut memiliki panjang 33 sentimeter dengan diameter 9 sentimeter.
''Dari bentuk fisik, meski sudah berkarat, mortir diduga masih aktif. Namun, masih dugaan. Harus melalui pemeriksaan ilmiah di lab forensik untuk memastikannya,'' jelasnya.
Mortir kemudian dibungkus dengan penutup khusus dan dimasukkan ke koper antiledak oleh anggota gegana. (han/c19/fal/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia