MPR Gunakan Seni Budaya Banyumasan untuk Sosialisasi 4 Pilar

Senin, 11 Desember 2017 – 07:21 WIB
Garuda Pancasila. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, PURWOKERTO - Sosialisasi melalui pentas seni budaya menjadi salah satu cara MPR RI untuk menyosialisasikan Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika). Penggunaan seni budaya untuk sosialisasi Empat Pilar juga sebagai bentuk apresiasi MPR terhadap warisan budaya yang sudah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia.

Dalam rangka itu pula MPR menggelar Sosialisasi Empat Pilar melalui pertinjukan Seni Budaya Banyumasan di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (10/12). MPR bekerja sama dengan Pemerintah Kabupayen Banyumas untuk menggelar pertunjukan kesenian ebeg atau kuda lumping dan kentongan.

BACA JUGA: Sambut Hari HAM, Zulkifli Hasan: Sudahi Perbedaan!

“Ini adalah salah satu pagelaran seni budaya yang sudah diselenggarakan oleh MPR," kata Kepala Bagian Pemberitaan Sekretariat MPR RI Muhamad Jaya, S.IP., M.Si saat menyampaikan laporan selaku ketua penyelenggara kegiatan Seni Budaya Banyumasan di Desa Beji, Purwokerto.

Lebih lanjut Muhamad Jaya mengungkapkan, sosialisasi melalui seni budaya merupakan salah satu dari berbagai metode yang sudah dilaksanakan. Sosialisasi Empat Pilar sudah dilakukan dengan berbagai metode.

BACA JUGA: Mangindaan Ajak Umat Nasrani Konsisten Terapkan Pancasila

“Karena seni budaya nusantara sangat variatif, maka saat MPR melakukan sosialisasi melalui metode ini akan disesuaikan dengan budaya masing-masing daerah untuk mempertahankan persatuan serta menjaga masuknya beragam budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia sehingga perlu diperkuat lagi kebinekaan kita," jelasnya.

Pertunjukan Seni Budaya Banyumasan itu dibuka oleh anggota MPR RI dari Fraksi Partai NasDem Drs. Fadholi. Kegiatan itu juga dihadiri anggota DPRD Kabupaten Banyumas, Kepala Bagian Pemberitaan Sekretariat MPR RI, Muhamad Jaya, S.IP., M.Si dan wartawan senior Sugeng Suparwoto sebagai narasumber sosialisasi.

BACA JUGA: Wayangan di Boyolali, MPR Tampilkan Kisah Semar Mbangun Jiwa

Fadholi yang juga anggota Badan Anggaran MPR dalam sambutannya mengatakan, pertunjukan Seni Budaya Banyumasan itu merupakan upaya menjaga kerukunan dan ketenteraman sebagaimana  filosofi yang terkandung dalam kesenian ebeg untuk menjaga kekompakan antara penari dan musik. ”Dan berharap agar kita dapat menjaga kebhinnekaan serta mempertahankan NKRI," kata Fadholi.

Dalam kesempatan yang sama, Sugeng Suparwoto sebagai narasumber sosialisasi mengatakan, Indonesia bisa kukuh berdiri karena memiliki Pancasila. Karena itu dia mengharapkan sosialisasi Empat Pilar MPR RI lebih digalakkan lagi agar bangsa ini tidak tergerus oleh masuknya kebudayaan asing. 

“Dan mari  kita pertahankan kreativitas kebudayaan kita seperti kesenian Banyumasan ini yang sudah menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia sudah diakui oleh dunia,” ujar Sugeng.

Sedangkan Kepala Desa Beji Salikun berharap agar pertunjukan itu bisa menjadi tuntunan. Salikun pun mengucapkan terima kasih kepada Sekretariat MPR RI yang memilih Kota Purwokerto sebagai tempat sosialisasi serta mengharapkan kepada masyarakat agar filosofi yang terkandung dalam pagelaran itu tidak hanya sebagai tontonan tapi juga dapat dituangkan pada kehidupan sehari-hari.

Ebeg dan kentongan adalah kesenian yang sangat terkenal di Purwokerto. Pertunjukan itu itu digelar dari pagi hingga sore serta disaksikan oleh ratusan masyarakat yang berdatangan dari berbagai kalangan dari daerah Banyumas dan sekitarnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Antikorupsi, Ketua MPR: Masih Ada Orang Baik dan Bersih


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler