JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin berharap para elit tidak lagi meenciptakan konflik baru dan mewariskannya ke generasi mendatang. Menurutnya, konflik akibat perbedaan ideologi politik, sejarah, agama maupun etnis harus dihentikan.
“Sejak 1908 sampai saat ini masih banyak perbedaan pandangan ideologi, dan sikap politik dan rasanya belum tuntas. Tapi, dengan kesadaran yang mendalam, maka perbedaan itu harus dihentikan demi keberagaman, kebhinekaan, NKRI, dan kemajuan bangsa,” kata Lukman dalam peringatan 10 Tahun Forum Silaturrahmi Anak Bangsa (FSAB) di gedung DPR, Senayan Jakarta, Jumat (24/5).
Anggota FSAB terdiri putra-putri dan generasi penerus dari tokoh-tokoh politik yang terlibat konflik dalam perjalanan sejarah republik ini. Bukan sebatas peristiwa G30S saja, namun sejak 1945, termasuk DI/TII maupun.
Dalam kesempatan itu Lukman menegaskan bahwa MPR ingin membangun rekonsiliasi di tengah berbagai perbedaan. Namun, lanjutnya, upaya itu memang butuh kesadaran untuk menjadikan Indonesia agar lebih baik.
Karenanya politisi PPP itu memuji kiprah FSAB dalam meredam perbedaan. "Jadi, FSAB ini menjadi teladan. Di mana tak semua konflik harus diselesaikan secara hukum. Seperti konflik Ahmadiyah, Syiah dan HKBP,” jelasnya.
Lukman pun berharap forum-forum seperti FSAB akan lebih banyak lagi lahir dan para elit sadar tentang keragaman negeri ini. “Semoga kesadaran semacam tokoh-tokoh FSAB ini akan lahir dan lebih banyak lagi, agar keberagamaan dan kebhinnekaan terpelihara dengan baik bagi Indonesia ke depan,” harapnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakilnya Nuh Siap Hadapi KPK
Redaktur : Tim Redaksi