jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan hikmah Idulfitri adalah silaturahmi. Hikmah dari silaturahmi adalah momentum untuk saling memaafkan. Jika sudah saling memaafkan satu sama lain, tentu saja akan terjalin kembali tali persaudaraan. Jika persaudaraan sudah terwujud maka akan lahir persatuan.
"Jika persatuan nasional sudah terjadi maka bangsa Indonesia siap menghadapi segala bentuk tantangan dan menyongsong kejayaannya," kata Basarah memperingati Idulfitri 1 Syawwal 1440 H yang jatuh pada Rabu 5 Juni 2019.
BACA JUGA: Jubir Gerindra Minta Media Tak Meliput Prabowo Salat Id di Hambalang
Wasekjen PDI Perjuangan memaparkan lebih lanjut bahwa Idulfitri di tanah air begitu identik dengan silaturahmi. Dalam konteks terkini budaya silaturahmi dan saling memaafkan satu sama lain demikian relevan untuk diterapkan dan amalkan.
"Inilah momentum bagi kita semua untuk kembali menyambung tali persaudaraan yang sempat terkoyak karena berbagai faktor," ungkapnya.
BACA JUGA: MPR: Hikmah Idulfitri Adalah Silaturahmi dan Persatuan Nasional
BACA JUGA: Persiapan Idul Fitri, Begini Arahan Jokowi di Rapat Kabinet
Mantan Sekjen Presidium GMNI itu menegaskan tidak ada alasan untuk tak saling memaafkan. "Saatnya kita kembali merajut persaudaraan dan persatuan nasional," jelasnya.
BACA JUGA: Jelang Idulfitri, Politikus NasDem Minta Aparat Waspadai Aksi Penyelundup Narkoba
Salah satu pendiri Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), itu menyinggung perihal konsep Islam rahmatan lilalamin. Baginya, Islam rahmatan lilalamin jangan hanya sebatas jargon atau dikhotbahkan di mimbar-mimbar saja, melainkan harus diterapkan dalam bentuk dan wujud nyata.
"Wujud nyatanya adalah sitaturahmi dan memperkuat trilogi ukhuwah, ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyyah dan ukhuwah basyariyah. Enyahkan semua sikap egoisme. Tanggalkan semua rasa iri dan dengki apalagi permusuhan. Mari menggenggam tangan bersama-sama merajut tali persaudaraan dan persatuan nasional," katanya.
Legislator m asal daerah pemilihan Malang Raya tersebut menyinggung penggalan sejarah perjalanan bangsa Indonesia di masa silam. Bahwa momentum Idulfitri yang berbarengan dengan halal bihalal bisa meredam konflik dan kembali merekatkan persatuan nasional.
Bentang sejarah tersebut demikian gamblang ketika Presiden Soekarno mengundang Kiai Wahab Chasbullah untuk dimintai pendapat perihal situasi nasional yang tengah bergejolak. Kiai Wahab kemudian mengusulkan kegiatan halal bihalal dan usulan tersebut disetujui Bung Karno. Alhasil, segenap elite-elite politik yang tengah bertikai kala itu diundang ke istana unduk duduk bersama, saling memaafkan satu sama lain dalam acara halal bihalal di Istana Negara pada 1948.
"Kita tidak perlu malu belajar dari generasi terdahulu. Menengok sejarah bukan artinya kembali ke masa lampau, melainkan mengambil ibrah, hikmah dan pelajaran bagi generasi kita," ujarnya.
Menurut Basarah, dengan silaturahmi dan halal bihalal, berbagai masalah pelik bisa dituntaskan. Inilah hikmah Idufitri bagi bangsa Indonesia. Inilah hikmah Lebaran. Inilah hikmah halal bihalal. "Kita ambil api suri teladan para pemimpin bangsa terdahulu, jangan ambil abunya," paparnya.
Terakhir Basarah mengucapkan selamat Idulfitri 1 Syawal 1440 H. "Taqabballah minna waminkun shiyamana washiyamukum iidukum mubarak. Selamat Idulfitri, semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita semua. Semoga Allah SWT menerima puasa Ramadan kita. Semoga Allah SWT memberkahi dan meridhai bangsa Indonesia. Aamiin," pungkas Basarah. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Imbau Khatib Salat Id Selipkan Doa untuk Kedamaian Bangsa
Redaktur & Reporter : Boy