MPR: Jangan Percaya Pendidikan Berlabel Internasional

Selasa, 20 Mei 2014 – 09:30 WIB
Jangan Percaya Pendidikan Berlabel Internasional. Getty Images

jpnn.com - JAKARTA - Peristiwa sodomi terhadap anak yang terjadi di Jakarta International School (JIS) masih belum lepas dari ingatan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Melani Leimena Suharli.

Meski sudah dalam penanganan Polri, Melani masih saja mengingatkan para orang tua yang berkemampuan ekonomi tinggi untuk tidak tergoda menyekolahkan anaknya ke institusi pendidikan berlabel internasional.

BACA JUGA: Peraih Nilai UN Tertinggi di Makassar

"Hati-hati, jangan percaya begitu saja kepada institusi pendidikan berlabel internasional. Saya miris dengan kejadian di JIS. Orang tua bayar 20 juta rupiah per bulan, anaknya jadi korban kekerasan dan sodomi di dalam lingkungan sekolahnya sendiri," kata Melani dalam diskusi "Pendidikan Anak Indonesia", di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (19/5).

Politikus Partai Demokrat itu menjelaskan, peran ibu dalam mendidik anaknya di rumah merupakan kata kunci dari bermulanya proses pendidikan usia dini. Label internasional lanjutnya, tidak jaminan bahwa semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BACA JUGA: Guru Bingung Belum Ada Buku Pegangan

Lebih lanjut, Melani menegaskan bahwa UUD 45 telah menugaskan Negara untuk memberi perlindungan terhadap anak-anak dari semua tindak kekerasan dan diskriminasi. "Karena tindak kekerasan terhadap anak tersebut sudah terjadi tidak saja di lingkungan JIS, maka Negara berkewajiban untuk memulihkan korban dan menghukum pelaku dengan seberat-beratnya," pinta Melani.

Selain itu, dia juga mendesak pemerintah untuk mengawasi anak-anak jalanan yang saat ini penampilannya ceria di setiap persimpangan jalan. "Padahal mereka itu korban dari eksploitasi sindikat orang dewasa untuk mendapatkan uang," ujarnya.

BACA JUGA: Di Sejumlah Provinsi, Ketidaklulusan Unas Naik Drastis

Anak-anak jalanan itu, disuruh mengemis, pendidikannya tidak terurus dengan baik bahkan masa kecilnya dirampok karena harus jadi pengemis. "Negara jangan lagi membiarkan hal itu terjadi terus menerus karena tindakan tersebut sesungguhnya sudah melanggar konstitusi," pungkas Melani Leimena Suharli.

Terkait akan terjadinya suksesi kepemimpinan nasional, Melani juga mengingatkan agar siapa pun yang nantinya terpilih jadi presiden, harus berkomitmen untuk melindungi anak-anak Indonesia. "Presiden terpilih nantinya wajib memenuhi kebutuhan pokok anak-anak Indonesia, apakah itu pendidikan, kesehatan dan proteksi dari tindak kekerasan," ujarnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Intan Elviana, Turun Tangan Bantu Dunia Pendidikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler