MPR RI Minta Raja Salman Menambah Kuota Haji

Selasa, 24 Desember 2019 – 19:04 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Raja Salman. Foto: Humas MPR

jpnn.com, RIYADH - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, menambah kuota haji untuk jemaah Indonesia dari 231 ribu menjadi 250 ribu. Besarnya penduduk muslim Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa, menyebabkan masa tunggu berangkat haji bisa mencapai 20 tahun lebih.

"Alhamdulillah Raja Salman mengatakan akan upayakan sekuat tenaga tambahan kuota haji dari 231 ribu menjadi 250 ribu untuk memenuhi permintaan aspirasi rakyat Indonesia yang sudah dianggapnya sebagai saudara kandung sendiri dan menyampaikan salam hangat untuk Presiden Jokowi.” ujar Bamsoet saat bertemu Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, di komplek Kerajaan Arab Saudi, Senin (23/12).

BACA JUGA: Raja Salman Akan Prioritaskan Penambahan Kuota Haji Untuk Indonesia

Turut hadir dalam kunjungan kehormatan tersebut Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ahmad Muzani, Syarif Hasan, Zulkifli Hasan, Asrul Sani, Jazilul Fawaid, Fadel Muhammad, anggota DPR Nusron Wahid, Darul Siska, Idris Lalena dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

“Kami memahami bukan hanya penduduk Indonesia saja yang ingin menunaikan ibadah haji, melainkan seluruh umat muslim dunia," kata Bamsoet dalam siaran persnya.

BACA JUGA: Raja Salman Minta Negara Arab Bersatu Melawan Iran

Hanya saja, mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar dunia, Bamsoet memohon kepada Raja Salman agar kuota haji Indonesia ditambah. "Penambahan itu bisa memangkas waktu tunggu setidaknya menjadi di bawah 10 tahun sehingga bisa mempercepat penduduk Indonesia menunaikan rukun Islam kelima, menunaikan ibadah haji," kata Bamsoet.

Mantan Ketua DPR dan Ketua Komisi III DPR ini menilai Arab Saudi merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia. Bukan hanya untuk urusan politik dan ekonomi saja, melainkan juga sosial dan budaya. Banyak para tokoh agama Islam Indonesia dari berbagai organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Irsyad, dan lainnya, menimba ilmu agama di Arab Saudi.

BACA JUGA: Warga Saudi Bunuh 4 Orang di Markas AL Amerika, Raja Salman Bilang Begini

Bahkan sejarah mencatat, ada tiga ulama besar Indonesia yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram. Yakni Syeikh Junaid Al Batawi, Imam Nawawi Al Bantani, dan Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. "Ini menandakan begitu dekatnya hubungan emosional antara Indonesia dengan Arab Saudi," tutur Bamsoet.

Dia juga menyampaikan apresiasi atas kunjungan bersejarah Raja Salman ke tanah air, dan sambutan yang disampaikan dalam sidang paripurna parlemen Indonesia. Indonesia mendapat kehormatan karena kunjungan Raja di Bali bahkan diperpanjang. Hal itu menandakan dekatnya Indonesia di hati Raja Salman.

Bamsoet menegaskan, parlemen Indonesia sangat mendukung realisasi memorandum of understanding antara Kerajaan Saudi dengan pemerintah Indonesia. Untuk kepentingan kedua negara, pihaknya juga siap menguatkan hubungan kedua negara dengan meningkatkan diplomasi parlemen antara MPR bersama dengan Majlis Syura Arab Saudi.

Dalam pertemuan itu, Bamsoet juga menyampaikan bahwa Raja Salman menyambut baik inisiatif MPR yang mengajak Majelis Syura Arab Saudi mempelopori pembentukan Forum Majlis Syura se-Dunia, khususnya anggota OKI.

Tak hanya itu, Wakil Ketua Kadin Indonesia ini juga menitipkan para warga negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, baik di proyek perluasan kawasan Masjidil Haram maupun yang bekerja di berbagai sektor industri dan jasa rumah tangga. Sebagai sesama negara berpenduduk Muslim, sudah seyogyanya mengedepankan persaudaraan sesama Muslim. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler