Mr Clean, Sosok Teladan Tanpa Pencitraan

Oleh M Misbakhun

Minggu, 11 Desember 2016 – 21:21 WIB
Mar'ie Muhammad. Foto: YouTube

jpnn.com - SAYA mengenal pribadi Bapak Mari'e Muhammad sebagai sosok teladan bagi kami anak muda yang ingin membangun reputasi pribadi dengan kualitas integritas yang baik dan penuh kesederhanaan. Beliau sampai mendapat julukan Mr Clean karena integritas pdibadinya.

Beliau adalah pribadi yang dikenal sebagai sosok yang bersih pada eranya. Pemimpin yang cakap dalam menjalankan tugas tanpa banyak menistakan orang lain atau anak buah yang dianggapnya tidak sejalan dengan keinginan beliau dalam memimpin.

BACA JUGA: Reza Indragiri: Nama LPA Indonesia Dicatut

Pak Mari'e Muhammad tidak pernah membangun pencitraan pribadi untuk menunjukkan dirinya sebagai sosok yang bersih tapi beliau membuktikan dalam tindakan nyata. Keteladanan sikap dan perbuatan beliau yang demikian tetap relevan dan aktual sampai saat ini untuk dijadikan panutan oleh generasi berikutnya para pemimpin negeri ini.

Saat menjadi mahasiswa, Pak Mari'e adalah aktivis pergerakan angkatan 66 yang menumbangkan Orde Lama dan melahirkan Orde Baru. Sepanjang berkiprah di pemerintahan, beliau juga dipercaya menduduki banyak jabatan penting.

BACA JUGA: Puluhan Kapal Perang Meriahkan Hari Nusantara

Tapi orang mengenalnya sebagai Dirjen Pajak lalu menjadi Menteri Keuangan di zaman Presiden Soeharto. Pada saat itu, sebutan Mr. Clean mulai melekat pada sosok Pak Mari'e.

Adakah pencitraan sebagai Mr. Clean itu dibangun lewat media oleh tim atau oleh beliau sendiri? Tentu tidak. Tidak pernah itu dilakukan oleh Pak Mari'e.

BACA JUGA: Kapolri dan Panglima TNI Bakal Ikut Aksi 1212 di Bandung

Sebutan Mr. Clean itu datang dari kolega, staf dan anak buah Pak Mari'e sendiri. Sosok Pak Mari'e sangat sederhana dan bersahaja.

Anak Kampung Ampel Surabaya ini kala di rumah lebih sering memakai sarung dan kaus oblong. Rumah yang beliau miliki saat ini adalah hak beliau yang diperoleh karena pengabdiannya pada negara.

Pak Mari'e memang tidak mau tanda tangan demi fasilitas negara untuk dirinya sendiri. Karenanya Menteri Keuangan berikutnya yang menandatangai surat keputusan tentang fasilitas itu karena tahu Pak Mar’ie sampai pensiun dari pengabdiannya yang panjang pada negara ternyata tidak punya rumah pribadi.

Saya membayangkan seandainya sosok Pak Mari'e Muhammad ini ada pada zaman pasca-reformasi, saya yakin beliau akan semakin menjadi teladan seperti halnya sosok Baharuddin Lopa. Kami merindukan sosok bersih dan berintegritas yang nyata bukan karena pencitraan media semata.

Pak Mari'e Muhammad tidak pernah membangun pencitraan pribadi soal integritas. Pidato beliau selalu sejuk, memberikan bimbingan, sangat jarang marah di tempat terbuka kepada anak buah atau staf.

Isi pidatonya memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh anak buah. Sungguh merupakan figur pemimpin yang sejuk, memberikan teladan yang tepat tanpa harus merendahkan dan mempermalukan orang lain baik. Itulah yang terlihat pada sosok Pak Mar’ie saat menjadi Dirjen Pajak maupun Menteri Keuangan ataupun jabatan apapun lainnya.

Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Kami merindukan pemimpin yang memberikan tauladan dan membimbing dalam memimpin. Selamat jalan putra terbaik bangsa. Tempat terbaik di sisi Sang Khalik pantas untuk Bapak Mari'e Muhammad. Aamiin ya rabbal 'alamin... (***)

*Penulis adalah mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu/Anggota DPR

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sebut 411 dan 212 Bikin Indonesia Menghangat, Tapi Alhamdulillah...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler