BACA JUGA: Proyek Tersendat, PT MRT Didesak Jelaskan ke Publik
Politisi Partai Demokrat ini, menilai PT MRT yang telah diguyur dana yang sangat besar belum menunjuk kinerja memuaskanBACA JUGA: Stasiun Kalibata Segera Direvitalisasi
"Sebagai anggota DPRD saya kerap ditanya oleh masyarakat, apakah proyek MRT dikerjakan secara serius? Lalu mengapa sampai sekarang belum terlihat tanda-tandanya," kata Ahmad Husein Alaydrus, anggota DPRD DKI.
Dijelaskan Alaydrus, harusnya PT MRT menerangkan kepada masyarakat mengapa megaproyek yang telah dinanti-nantikan seluruh warga ibu kota tersebut tak kunjung dimulai
BACA JUGA: Stasiun Gambir Tambah Stok Obat
"Namun kenyataanya, saat ini masyarakat hanya mendengar proyek MRT akan dimulaiKalau cuma akan-akan terus tanpa realisasi, ganti saja namanya menjadi proyek akan," ujar Alaydrus.
Politisi Partai Demokrat ini meminta Gubernur DKI Jakarta fauzi Bowo mendesak PT MRT menjelaskan kepada masyarakat sejauh mana progres atau kemajuan dari pembangunan MRTKarena, proyek tersebut juga akan menjadi penilaian Fauzi di mata masyarakat"Jangan sampai karena kinerja PT MRT yang tidak memuaskan membuat citra gubernur di mata publik menurunKalau seperti itu tentu sangat merugikan gubernur, terlebih menjelang pemilukada 2012," tuturnya.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, mengatakan proyek MRT memang terkesan lambanPadahal, kehadiran dari MRT ini sangat dinantikan oleh banyak orangUntuk itu, seluruh pihak yang berkepentingan musti duduk bersama dan mencari solusi mengapa proyek ini terkesan lamban"MRT ini sangat dibutuhkan di tengah situasi angkutan massal ibu kota yang belum memadaiJadi pembangunanya harus lebih cepat lagi," pintanya.
Sementara itu, Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta, Eddi Santosa, berharap masyarakat tidak khawatir dengan kelanjutan proyek MRTSebab, seluruh pihak yang terlibat sangat serius mengerjakan MRTTerlebih, proyek ini merupakan proyek nasional yang dilakukan Pemerintah Pusat bersama Pemprov DKI Jakarta
Pemprov DKI, melalui BUMD PT MRT Jakarta sebagai pihak yang membangun dan operasionalBiaya proyek tahap pertama dibutuhkan sekitar 144 milyar yen yang berasal dari pinjaman luar negeri Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) dengan sistem G to G, dengan bunga pinjaman rendah di bawah 1 persen.
“Tahap awal ini JICA memberi biaya komitmen sebesar 120 milyar yen atau sekitar 18 triliun,” katanyaDana tersebut baru cair, setelah ada pengerjaan fisik dilakukan(wok/aak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Belum Dibayar, Pegawai Resah
Redaktur : Tim Redaksi