Muak Hidup di Arab Saudi, Dua Remaja Ini Nekat Kabur ke Australia

Minggu, 24 Februari 2019 – 02:32 WIB
Rawan dan Reem, kakak beradik asal Arab Saudi yang berusaha mencari suaka di Australia. Foto: Tom Grundy/HKFP.

jpnn.com, HONG KONG - Reem dan Rawan tidak akan pernah bisa melupakan hari pelarian itu, 6 September 2018. Sebelum matahari terbit, kakak beradik asal Arab Saudi tersebut sudah ancang-ancang meninggalkan hotel yang disewa keluarganya di Kolombo, Sri Lanka.

Tanpa suara, dua perempuan muda tersebut menyelinap ke kamar yang ditempati orang tuanya untuk mengambil paspor. "Kenangan yang luar biasa. Asyik," ujar Rawan kepada CNN, Jumat (22/2).

BACA JUGA: Saudi Tarik Pasukan, Bantuan Kemanusiaan Kembali Masuk Yaman

BACA JUGA: Nyawa Terancam karena Pindah Agama, Rahaf Minggat dari Saudi

Gadis 18 tahun itu mengatakan bahwa pada hari bersejarah tersebut sang kakaklah yang bertugas memesan taksi. Setelah paspor di tangan, mereka bergegas meninggalkan Kolombo.

BACA JUGA: Parlemen dan Parpol Australia Diretas Agen Asing

Keduanya merelakan liburan bersama keluarga demi kehidupan baru di Australia. Mereka melakukan itu karena merasa sudah muak dengan berbagai aturan yang terlalu mengekang kaum hawa Saudi.

Reem dan Rawan -dua-duanya nama samaran- menantikan momentum liburan di Sri Lanka itu selama dua tahun. Sebelum liburan terwujud, mereka sudah sibuk merancang pelarian lintas benua tersebut. Niat dan rencana itu bahkan matang jauh sebelum kabar tentang Rahaf Mohammed Al Qunun mengguncang dunia.

BACA JUGA: Bawa Rp 284 Triliun, Pangeran MBS Disambut Bak Raja di Pakistan

Sayangnya, nasib Reem dan Rawan tidak sebagus Rahaf. Jika kini Rahaf sudah hidup tenang di Kanada setelah drama mengurung diri di sebuah kamar hotel di Bangkok, Thailand, kakak beradik tersebut masih tertahan di Hongkong.

Penyebabnya, pesawat yang mereka tumpangi dari Sri Lanka harus transit dulu di Hongkong sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.

SriLankan Airlines yang mengangkut Reem dan Rawan lepas landas dari Kolombo pukul 09.00 waktu setempat dan tiba di Hongkong pukul 17.10 waktu setempat.

Agar tidak menarik perhatian, kakak beradik tersebut berdandan ala turis. Kali pertama mereka menanggalkan pakaian muslim, penutup kepala dan niqab mereka. Hari itu mereka menginjakkan kaki di Hongkong dalam balutan kaus dan celana jins.

Namun, saat hendak check-in untuk melanjutkan penerbangan ke Melbourne dengan Cathay Pacific pada pukul 19.10 waktu setempat, mereka ditangkap petugas keamanan.

Rupanya, petugas mendapat perintah dari Konsul Jenderal Arab Saudi untuk Hongkong Omar Al Bunayan untuk mencegah Reem dan Rawan melanjutkan perjalanan. Untung, pemerintah Hongkong tidak langsung mendeportasi mereka.

Atas permintaan orang tua mereka, Reem dan Rawan sempat ditahan imigrasi. Namun, mereka kemudian dibebaskan. Lima bulan berada di Hongkong mereka sudah 13 kali pindah tempat menginap demi menghindari perburuan keluarga.

BACA JUGA: Dapat Suaka dari Kanada, Rahaf Buang Nama Keluarganya

 

Kini, setelah paspor mereka dicabut, Reem dan Rawan mengharapkan bantuan dari masyarakat internasional. Mereka berharap agar mendapat suaka di Australia atau negara ketiga lainnya.

"Sejak awal kami tahu bahwa jika rencana ini tidak sempurna, ini akan menjadi akhir hidup kami," ujar Reem.

Kini dia dan adiknya terancam dipulangkan paksa. Departemen Imigrasi Hongkong hanya mengizinkan mereka bertahan di wilayahnya hingga 28 Februari. Sebab, paspor kakak beradik itu sudah tidak berlaku lagi. (bil/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Pencitraan, Pangeran MBS Kunjungi Indonesia Pekan Depan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler