Mual saat Hamil Bisa Diatasi

Sabtu, 21 April 2012 – 02:44 WIB

HAMPIR sebagian besar wanita hamil pernah mengalami mual atau muntah, terutama pertama kehamilan. Meskipun belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun bisa dicegah dengan menjaga asupan makanan dan mengonsumsi suplemen vitamin tertentu.

Hal itu disampaikan Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG (K). "Faktor perubahan hormon, buruknya nutrisi dan rendahnya kadar vitamin B-6 dalam tubuh diduga memiliki kontribusi dalam memicu rasa mual atau muntah pada ibu hamil," ujarnya dalam peluncuran SGM Bunda Presinutri, Jumat (20/4).

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa agar ibu hamil tidak mengalami hiperemesis (muntah), sebelum hamil sebaiknya terlebih dahulu mengonsumsi suplemen vitamin B-6. "Paling gampang minum B kompleks. Misalnya, 3-4 bulan sebelum hamil," tandasnya.

Dia mengungkapkan, ada sekitar 18-22 persen ibu hamil yang sama sekali tidak mengalami mual atau muntah. "Pas kita ukur ternyata kadar B-6 dalam darah lebih dari 222 nanogram. Orang yang mual atau muntah rata-rata kadar B-6 cuma 77 nanogram," ungkapnya.

Banyak pula orang menganggap, pemenuhan nutrisi yang baik diawali sejak bayi dilahirkan. Pemahaman tersebut harus diubah, karena pemenuhan nutrisi merupakan tanggungjawab ibu, dan mesti dipersiapkan sebelum memasuki masa kehamilan.

"Untuk menciptakan manusia berkualitas, memang perlu dibutuhan persiapan yang matang dari kedua orang tua calon bayi. Untuk membangun rumah saja kita perlu perencanaan dan persiapan yang matang, tapi kenapa untuk anak kita tidak pernah mempersiapkannya dan berkonsultasi kepada ahlinya," jelasnya.

Berbagai penelitian menunjukkan, status gizi dan kesehatan seseorang ketika dewasa berhubungan dengan kondisi nutrisi ibu ketika hamil. Defisiensi nutrisi secara langsung juga akan memengaruhi kondisi kehamilan dan proses persalinan.

Noroyono menegaskan, banyak orang tidak sadar dan mengira, mulai dari tahap pembentukan zigot (sel telur yang dibuahi) segala sesuatu yang didapat calon bayi di dalam rahim seolah-olah semuanya gratis. Padahal, bila cadangan nutrisi dalam tubuh ibu tidak baik dan kualitasnya buruk, tentu akan memengaruhi perkembangan janin.

"Kalau di suatu negara dipenuhi manusia yang mengalami learning disability dan behavioral problem, maka negara akan rusak. Ini terkait dengan tidak terpenuhinya nutrisi makanan," ucapnya.

Noroyono menjelaskan, seorang perempuan yang berencana untuk hamil sebaiknya mengetahui status nutrisi mereka. Dengan mengetahui status nutrisi, calon ibu dapat melakukan terapi nutrisi untuk kemudian menutup atau mengejar kekurangan vitamin atau mineral tertentu yang dibutuhkan tubuh. (dew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dress Batik Sambut Hari Kartini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler