Mucikari dan PSK Dolly Gelar Doa

Kamis, 19 Juni 2014 – 07:30 WIB
MENOLAK TUTUP: Para warga serta PSK penghuni Gang Dolly melakukan aksi demontrasi menolak penutupan lokalisasi Dolly di Jalan Jarak, Surabaya. Foto: Angger Bondan/Jawapos

jpnn.com - SURABAYA - Mucikari dan PSK yang tidak setuju dengan penutupan lokalisasi Dolly, kemarin juga melakukan aksi. Mereka mengadakan deklarasi tandingan.

Deklarasi sekitar pukul 20.00 itu digelar di tengah Jalan Jarak Gang Lebar. Mereka membuat tumpeng dan membaca doa.

BACA JUGA: Di Surabaya Ada Makam Wali, tak Pantas Ada Lokalisasi

Ratusan PSK juga terlihat berkumpul dengan mengenakan baju hitam serta menutup wajah mereka dengan masker. Terlihat pula beberapa ketua RT dan RW yang menolak penutupan. Deklarasi itu juga berjalan lancar. Petugas dari Polsek Sawahan hanya berjaga-jaga di sekitar lokasi.

Koordinator Tim Advokasi Front Pekerja Lokalisasi Anisa mengungkapkan bahwa deklarasi pemkot itu tidak berkekuatan hukum. Menurut dia, lokalisasi tetap buka seperti biasa. ’’Tetap buka, tidak apa-apa,’’ tegasnya.

BACA JUGA: Dolly Sudah Uzur, Waktunya Dikubur

Pernyataan Anisa itu sekaligus menjadi tanda bagi PSK untuk kembali beraktivitas. Beberapa PSK terlihat mencium tangan Anisa. Banyak PSK dan mucikari yang kembali ke wisma masing-masing.

Sementara itu, berdasar pantauan Jawa Pos, suasana deklarasi penutupan Dolly berlangsung khidmat tadi malam. Itu jauh berbeda dengan situasi pada siangnya.

BACA JUGA: Risma: Tak Mudah Bukan Berarti Tak Bisa

Mengetahui 18 Juni kemarin sebagai hari penentuan nasib Dolly, warga sekitar lokalisasi yang menolak penutupan Dolly all-out menunjukkan penentangannya. Rabu (18/6) sekitar pukul 06.30 sejumlah warga terlihat sudah mendatangani Jalan Girilaya yang menjadi akses masuk utama ke lokalisasi Dolly. Pemuda dan sejumlah orang dewasa yang mengenakan kaus hitam bertulisan menolak penutupan lokalisasi memblokade jalan tersebut.

Pengendara yang hendak mengakses Jalan Girilaya diminta untuk mencari jalan lain. Sebuah spanduk hitam bertulisan Kami menolak akal yang tidak punya hati nurani dipasang di portal penutup jalan. Sekitar pukul 09.00 pemblokade memperbolehkan pengendara sepeda motor masuk dan keluar. Tapi, menjelang tengah hari jalan itu ditutup total. ”Tidak ada pengecualian, ambil jalan lain saja,” ujar seorang yang menutup jalan tersebut.

Pengerahan massa yang menolak penutupan lokalisasi itu juga terjadi di kawasan sekitar Islamic Center, tempat deklarasi, sekitar pukul 09.00. Sekitar 30 orang berorasi di tengah jalan yang dekat dengan Islamic Center. Tapi, aksi tersebut tak sampai 20 menit. Polisi berhasil membujuk mereka agar mundur hingga menjauh dari jalan utama.

Massa berbaju hitam itu masih terlihat berkerumun di Jalan Raya Dukuh Kupang yang dekat dengan kantor Kelurahan Putat Jaya. Mereka menutup satu jalur jalan itu dengan memarkir motor di tengah jalan mulai pukul 10.00 hingga sekitar pukul 12.30. Anggota Satuan Sabhara Polrestabes Surabaya terlihat berjaga-jaga di samping mereka.

Sekitar pukul 12.45 satu satuan setingkat kompi (SSK) pengendalian massa (dalmas) Polda Jatim bergerak dari gedung Islamic Center. Seratus personel itu menumpang enam truk milik polisi. Saat mereka hendak melewati blokade warga itu, sempat terjadi bentrok kecil.

Warga yang berjumlah tak lebih dari 25 orang berusaha menghalangi polisi dengan membuat barikade hidup. Mereka bergandengan tangan rapat membuat barikade hingga dua baris. ”Gak bisa lewat, Pak. Sampai di sini saja,” ungkap Fiki Darma, 27, salah seorang pemuda yang memblokade jalan.

Saling dorong tak terhindarkan. Tapi, lantaran kalah jumlah, blokade warga pun bisa ditembus dengan mudah. Mereka terdesak hingga tepat di U-turn depan kantor Kelurahan Putat Jaya. Fiki mengaku sempat kena pukul di kepala. ”Iya, tadi aku diantem (dipukul, Red),” ujarnya sambil memegangi kepala bagian kanan.

Dia mengadukan hal tersebut kepada rekan sesama kontra penutupan lokalisasi. Sirene di lokalisasi Dolly-Jarak pun langsung meraung-raung. Mereka yang stand by di dalam pun akhirnya keluar mendatangi lokasi bentrokan di depan Kelurahan Putat Jaya.

Kemarahan dari teman-teman Fiki juga semakin menjadi. Mereka meminta polisi bertanggung jawab. Bahkan, mereka ingin merangsek mendekati polisi yang masih terlihat berbaris rapi mempersiapkan diri dengan tameng plastik dan tongkat kayu.

Untung, bentrokan lebih besar bisa terhindarkan. Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebeti langsung mendatangi warga. Dia menjelaskan perkara yang sebenarnya. Yakni, seratus anggota Dalmas Polda Jatim itu justru ingin mengamankan lokasi. Sebab, ada informasi massa yang pro penutupan akan datang ke Dolly-Jarak. ”Ini untuk antisipasi. Mereka kami tempatkan di kantor Kelurahan Putat Jaya,” ujar Manang.

Penjelasan itu sempat tak diterima massa yang sudah tersulut emosi. Namun, Manang bisa meyakinkan bahwa anggota dalmas tersebut akan tetap berada di dalam Kelurahan Putat Jaya untuk berjaga-jaga. Dia pun meminta maaf atas insiden kecil itu.

”Saya jaluk sepuro (minta maaf, Red). Tadi ini kurang koordinasi. Sekarang sudah beres,” imbuhnya. Jaminan tersebut bisa membuat hati warga adem lagi.  (fim/jun/laz/yoc/shy/ano/c5/c10/kim/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Stimulan Diambil atau Tidak, Dolly Tetap Ditutup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler