Muhadjir Effendy: Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Saling Berkesinambungan

Rabu, 29 Maret 2023 – 07:42 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pusat ingin menghapus fenomena stunting berbarengan dengan kemiskinan ekstrem. Foto: Dok Muhadjir Effendy

jpnn.com, JAKARTA - Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan Provinsi Sulawesi Utara memiliki kasus stunting diangka 20,5 persen.

Namun, fenomena stunting yang kian memprihantinkan telah mengalami penurunan 0,9 persen dari tahun lalu.

BACA JUGA: Menko PMK Beri Perhatian Khusus Penanganan Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Sulteng

Adapun Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menjadi wilayah dengan stunting 30 persen dan tertinggi di wilayah Sulawesi Utara dan Kota Tomohon dengan kasus terendah pada angka 13,7 persen.

Bupati Bolaang Mongondow Timur Sam Sachrul Mamonto menyampaikan ada dua masalah stunting utama di daerahnya.

BACA JUGA: Salut! Anwar Ibrahim Targetkan Kemiskinan Ekstrem Sirna Tahun Ini

Hal itu diungkapkan Sam Sahcrul dalam Roadshow Dialog Stunting dan Kemiskinan Ekstrem secara dari pada Jum'at (17/3).

"Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan dan pemantau lanjutan di Posyandu serta minimnya jumlah tenaga kesahatan pada pos spesifik guna melakukan intervensi perawatan sensitif dan mendalam menjadi masalahnya," ungkap Sam Sachrul dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (29/3).

BACA JUGA: Percepat Penanganan Kemiskinan Ekstrem Jateng, Ganjar Beri Arahan 17 Bupati

Sam Sachrul berharap pemerintah pusat dapat ikut menekan angka stunting melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia serta dukungan anggaran terhadap program-program pembangunan infrastruktur dasar yang meliputi pembangunan sanitasi layak, air minum, dan akses jalan.

Kendati demikian, Provinsi Sulawesi Utara telah mengambil banyak langkah untuk mengatasi stunting.

Sekretaris Daerah Sulawesi Utara Steve Kapel mengatakan beberapa langkah itu dilakukan mulai dari mengangkat Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Mukhlis sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, membentuk Duta Generasi Berencana (Duta GenRe) untuk mengkampanyekan Gerakan Stop Perkawinan Anak, hingga menginisiasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) guna menjadi platform edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pemenuhan gizi anak serta pemberian pola asuk yang baik.

“Mengingat, kualitas dan kompetensi sumber daya manusia menjadi aspek penting dalam memacu pembangunan. Jika berbagai potensi yang dimiliki daerah mampu dipadukan dalam sebuah sinergitas, maka kami akan mampu untuk membawa daerah, negara dan bangsa kita menuju kemajuan,” ujar Steve.

Selain stunting, kemiskinan ekstrem di Sulawesi Utara juga mengalami penurunan sebesar 1,87 persen 2021 menjadi 1,03 persen pada 2022.

Tren positif ini diklaim juga merupakan hasil dari program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan dalam selang waktu satu tahun saja.

Meski begitu, masih terdapat beberapa wilayah Sulawesi Utara yang angka kemiskinan ekstremnya berada diatas rata-rata nasional, sebut saja Kabupaten Minahasa Tenggara dengan tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 3,01 persen serta Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan di angka 2,53 persen.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pusat ingin menghapus fenomena stunting berbarengan dengan kemiskinan ekstrem.

"Fenomena stunting dan kemiskinan ekstrem ini saling berkesinambungan. Biasanya keluarga yang miskin ekstrem anak-anaknya juga terkena stunting, maka dari itu kami ingin memberantas keduanya," ungkap Muhadjir Effendy.

Menurutnya, pemberantasan keduanya bisa optimal dilakukan dengan konvergensi program dengan berkolaborasi bersama semua pemangku kepentingan guna menghapus kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting.

“Gunakan data P3KE untuk mempertajam sasaran program. Pemerintah daerah dapat melakukan sinergisitas program yang melibatkan berbagai unsur masyarakat serta memperluas program kemitraan dalam menghapus kemiskinan esktrem ini,” tuturnya.

Konvergensi program adalah penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk meminimalisir stunting dan kemiskinan ekstrem kepada sasaran prioritas.

Menurut Muhadjir, tujuan konvergensi mengacu kepada penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, serta meminimalkan kantong kemiskinan.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler