Muhaimin Didesak Benahi Pelatihan TKI

Jumat, 25 Desember 2009 – 08:26 WIB

JAKARTA - Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki ) M Yunus Yamani mendesak Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar bersikap tegas atas terbitnya ribuan sertifikasi uji kompetensi calon TKI yang tidak melalui program pelatihan 200 jam di Depnakertrans"Kami kecewa, karena Muhaimin hanya menyatakan prihatin atas terjadinya praktik-praktik seperti itu

BACA JUGA: Sambut Wapres, Tenda Pengungsi Dibongkar

Yang kami butuhkan adalah tindakan konkret," kata Yunus Yamani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/12) malam.

Menurut Yunus, jika Muhaimin gagal menertibkan praktik-praktik manipulatif seperti ini, berarti ia juga gagal dalam program 100 harinya
"Karena, pembenahan pelatihan ini masuk ke dalam program 100 hari yang dicanangkan Muhaimin

BACA JUGA: Jangan Eksploitasi Perbedaan Agama

Jadi, mau tidak mau Muhaimin harus bertindak konkret dalam membenahi pelatihan ini," Yunus menegaskan.

Yunus memang tidak sendirian
Ia bersama dua organisasi pengerah TKI lainnya, seperti Asosiasi Perusahaan Jasa TKI dan Indonesia Employment Association.

Selain mendesak Muhaimin, Yunus juga meminta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) tidak mengeluarkan verifikasi data dan rekomendasi atas calon TKI yang tidak mengikuti program pelatihan 200 jam.

"Jika dualisme kebijakan tersebut masih terjadi maka kami menilai pemerintah memang tidak ingin TKI yang ditempatkan berkualitas," tegas Yunus.
Menurut Yunus, akhir-akhir ini keluar ribuan sertifikat Lembaga Uji Kompetensi yang diduga dikeluarkan oleh oknun yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan rekomendasi pembuatan paspor.

"Calon TKI itu tidak dilatih selama 200 jam seperti yang diputuskan Menakertrans melalui Permenakertrans No.23/MEN/IX/2009

BACA JUGA: Baridin Dibekuk, Nama-Nama Baru Jadi Target

Tiga organisasi PJTKI mendukung kebijakan tersebut, tetapi ada oknum pemerintah yang tidak mendukungnya dan Muhaimin tidak berbuat apa-apa kecuali prihatin saja," kata Yunus.

Menurut dia, jika kondisinya terus demikian, maka program penempatan TKI menuju kehancuran"Kami menduga ada pihak-pihak yang tidak ingin terjadi pembenahan agar bisa mendapat manfaat dari TKI bermasalah di luar negeriMereka jadi TKI sebagai `obyekan`," ujar Yunus(aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Umat Kristiani Diimbau jadi Pembawa Damai


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler