Muhaimin Iskandar: 100 Persen Muslim, 100 Persen NKRI

Selasa, 03 Oktober 2017 – 23:59 WIB
Muhaimin Iskandar menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Airlangga Surabaya, Selasa (3/10). Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Muhaimin Iskandar mengatakan, orang Indonesia yang beragama Islam harus yakin bisa menjadi 100 persen muslim dan 100 persen NKRI. Oleh sebab itu, segala bentuk fundamentalisme agama harus dilawan dengan penguatan platform nasionalis-religius. 

"Muslim Indonesia bisa menjadi orang Islam yang taat sekaligus warga negara yang baik," kata Muhaimin dalam orasi ilmiahnya di Universitas Airlangga, Selasa (3/10).

BACA JUGA: Muhaimin Sebut Era Jokowi, Kesenjangan Ekonomi Meluas

Hal itu menurut Muhaimin terbukti meskipun bukan negara Islam, tapi kejadian keagamaan di Tanah Air tidak kalah semarak dibanding negeri-negeri muslim lain di dunia. Begitu juga dengan pemeluk agama lain di Indonesia.

"Para pengusung wacana Khilafah Islamiyah sebagai alternatif nation-state tidak pernah konkrit, jelas, dan seragam, keberadaan mereka sebaiknya disikapi sebagai tantangan ketimbang ancaman. Ia menantang ideologi-ideologi sekuler untuk menunaikan janji-janji pembebasannya," bebernya.

BACA JUGA: Mohamad Nasir: Tidak Ada Obral Gelar Doktor HC

Muhaimin menambahkan, pembentukan unit kerja presiden untuk pemantapan ideologi Pancasila (UKP PIP) semestinya bukan sekadar alat indoktrinasi ideologi seperti di zaman orde baru. Namun, mekanisme legal untuk mengurangi kesenjangan antara nilai-nilai ideal Pancasila dengan fakta dan kenyataan di lapangan.

"Nilai-nilai luhur Pancasila tidak tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi kekuatan pendorong untuk mewujudkan cita-cita nasional. Praktik kehidupan nasional melenceng dari Pancasila," tuturnya.

BACA JUGA: Penganugerahan Doktor HC Muhaimin Iskandar Bertabur Menteri

Sila ketuhanan, lanjut Muhaimin, diganti dengan materialisme yang menuhankan uang. Sila kemanusiaan diganti dengan prinsip efisiensi dasar. Sila persatuan bergeser menjadi individualisme.

Sila ke-4 diganti dengan tirani modal dan liberalisasi di segala bidang. Sila keadilan sosial diganti dengan neoliberalisme. "Jika dulu penyelewengan Pancasila dilakukan oleh tirani negara, kini oleh tirani pasar," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentolan PKB Saksikan Penganugerahan Doktor HC Muhaimin


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler