BEKASI - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa kementrian yang dipimpinnya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pada tahun ini akan membangun sekolah khusus. Sekolah hasil kerjasama dua kementrian itu akan dimanfaatkan untuk menampung para pekerja anak yang putus sekolah.
Menurut Muhaimin, saat ini masih banyak pekerja anak yang tidak bersekolah karena harus bekerja. "Pemerintah sudah memiliki program untuk penanggulangan pekerja anak. Tahun ini bersama Kemdikbud, kami akan mempersiapkan sekolah untuk menampung para pekerja anak yang akan melanjutkan pendidikannya," kata Muhaimin di sela-sela kunjungannya ke Pusat Kegiatan Anak, Yayasan Dinamika Indonesia, TPA Bantar Gebang, Bekasi, Kamis (29/3).
Menurut menteri yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, rencana ini juga sudah dibahs dengan Wakil Presiden RI, Boediono selaku Ketua Komite Pendidikan. "Wapres sendiri yang memimpin koordinasinya bahwa ke depan, anak-anak harus kembali ke sekolah," imbuhnya.
Jika nanti ada pekerja anak yang tetap ingin bekerja dengan alasan untuk membantu orang tua, maka pemerintah akan tetap mengupayakan agar mereka dapat bersekolah kembali. Sebaliknya, jika ada orang tua memaksa anaknya yang masih dalam usia sekolah untuk bekerja, maka pemerintah akan melakukan pendekatan persuasif.
Bukan tidak mungkin, kata Muhaimin, pemerintah akan mengambil tindakan terhadap orang tua yang memaksa anaknya yang sebenarnya masih dalam usia belajar, untuk terus bekerja.
"Alasan untuk membantu orang tua, it's OK! Tapi tetap ada batas waktunya. Kita juga ingatkan supaya orang tua dalam perlindungan anak tidak boleh mempekerjakan anak," imbuhnya.
Selain itu Kemenakertrans juga melakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak yang terpaksa harus bekerja. "Kalau anak-anak yang mengamen, itu sudah kewenangan Kementerian Sosial. Kita terkonsentrasi pada tempat-tempat bekerja seperti pabrik-pabrik dan TPA," jelasnya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh: Tak Ada Privatisasi PTN
Redaktur : Tim Redaksi