MUI Ajak Masyarakat Meneladani Sifat dan Sikap Para Pahlawan

Sabtu, 10 November 2018 – 13:30 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Memaknai peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2018, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh masyarakat melakukan doa bersama untuk para pahlawan kusuma bangsa. Juga mengenang jasa perjuangan para pahlawan agar bisa melanjutkan cita-cita luhurnya.

“Kenyataannya, cita-cita tersebut sampai saat ini masih jauh dari harapan. Ini menjadi tugas dan kewajiban kita semuanya untuk memenuhinya," ujar Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam pernyataan resminya, Sabtu (10/11).

BACA JUGA: Gedung-Gedung Bersejarah, Saksi Perjuangan di Surabaya (1)

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani sifat dan sikap para pahlawan agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap rela dan ikhlas berkorban, berani, jujur, cinta tanah air, mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, serta rendah hati dan tidak sombong.

“Sifat dan sikap kepahlawanan seperti itu sekarang ini sudah mulai terkikis dengan derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada nilai-nilai sekularisme, liberalisme, individualisme dan pragmatisme yang jauh dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," terangnya.

BACA JUGA: Presiden Peringati Hari Pahlawan di Bandung

MUI menilai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai-nilai budaya bangsa. Hal itu ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama, sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku di masyarakat. Seperti perilaku sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya. Baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi. Semuanya itu merupakan bentuk penyakit masyarakat yang jauh dari nilai-nilai kepahlawanan.

"MUI menengarai mulai terjadinya keretakan dan memudarnya ikatan nasionalisme, semangat persaudaraan antarwarga dan elemen di masyarakat," ucapnya.

BACA JUGA: Belajar tentang Kepahlawanan dari Prajurit

Hal ini ditandai dengan menguatnya sikap dan perilaku eksklusivisme kelompok yang mengusung tema primordialisme di masyarakat. Sikap eksklusivisme dan primordialisme yang berlebihan bisa mengganggu rasa kebangsaan dan kebinekaan kita yang pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

“MUI mengajak semua pihak untuk kembali kepada semangat perjanjian luhur para pahlawan yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI yaitu Pancasila agar bangsa Indonesia selamat dari bahaya perpecahan dan tetap berdiri tegak hingga akhir masa,” pungkasnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah, Pahlawan yang Selalu Ada


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler