jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan hukum mubah terhadap penggunaan vaksin yang dinilai haram telah batal, karena adanya ketersediaan vaksin halal yang bisa digunakan.
"Hukum mubah (boleh) menjadi batal, sesuai fatwa yang disampaikan," ujarnya.
BACA JUGA: Wabup Majene: Infrastruktur Terbangun dengan Baik di Era Jokowi
Sampai saat ini, MUI telah mengeluarkan beberapa fatwa halal terhadap jenis vaksin Sinovac Fatwa Nomor 2 Tahun 2021 tentang produk vaksin dari Sinovac Life Scineces Co. Ltd Cina dan PT Bio Farma (Persero).
Kemudian ZififaxTM Fatwa Nomor 53 Tahun 2021, mengatur tentang produk vaksin dari Anhui Zhifei Longcon Biopharmaceutical Co. Ltd, dan Merah Putih Fatwa Nomor 8 Tahun 2022 mengatur produks vaksin dari Biotis Pharmaceuticals Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga, Jawa Timur.
BACA JUGA: BRI Life Beri Asuransi Gratis Bagi Peserta Mudik Sehat BUMN 2022
Selain itu, MUI juga mengeluarkan fatwa vaksin dengan status haram akan tetapi bisa digunakan dengan syarat vaksin halal masih belum tersedia yaitu AstraZeneca Fatwa Nomor 14 Tahun 2021 tentang penggunaan vaksin Covid-19 produk AstraZeneca, Pfizer dan Moderna.
Akan tetapi vaksin jenis Moderna belum bisa dibuat keputusan fatwanya.
BACA JUGA: Jamkrindo Salurkan Paket Sembako Tahap 2 di Provinsi Bali
"MUI tidak dapat mengakses data-data tentang bahan, proses produksi vaksin yang dapat dijadikan dasar dalam penetapan fatwa atas kehalalan produk vaksin Moderna," penjelasan MUI di laman resmi mereka.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada