Muka Lama Sebaiknya Minggir dari PSSI

Selasa, 14 Februari 2012 – 03:39 WIB

JAKARTA - Mantan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla angkat bicara terkait  kisruh PSSI. Menurutnya, sudah selayaknya induk organisasi sepak bola tanah air itu tidak direcoki orang-orang lama.  

Menurut Andi, sebaiknya pengurus lalu, utamanya yang sudah pernah menjabat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tidak lagi mencalonkan diri pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang digagas Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI). 

’’Sudahlah, jangan lagi ada pengurus lama yang mencalonkan diri pada KLB nanti. Apalagi mereka yang sudah pernah duduk di komite eksekutif (Exco). Sebaiknya berikan kesempatan kepada yang baru,’’ kata Andi ketika dihubungi wartawan, Senin (13/2).
 
Pria asal Makassar itu juga menambahkan, dirinya sependapat dengan syarat-syarat menjadi ketua umum PSSI yang dilontarkan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat dimunculkan sebagai sosok yang layak memimpin PSSI saat ini. Syarat tersebut adalah mengenai batasan usia bagi calon pengurusnya, yakni maksimal 45 tahun.

’’Saya sependapat dengan usulan ini. Untuk PSSI yang lebih maju saya pikir memang butuh orang-orang baru di sana. Orang yang paham betul dengan habitatnya,’’ beber Andi.

Dahlan memang sempat dimunculkan sebagai sosok yang mampu menyelamatkan PSSI. Namun mantan direktur PLN itu menolak secara halus tawaran tersebut. 

Sementara itu, mantan anggota exco PSSI itu juga menilai KLB merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik. Sebab, kepengurusan saat ini banyak melanggar statuta PSSI. Padahal hal seperti inilah yang membuat kepengurusan sebelumnya mendapat hantaman kritik dari berbagai pihak. 

’’Pada kepengurusan sebelumnya, banyak orang berteriak kalau PSSI melanggar statuta. Namun sekarang saat PSSI melakukan hal sama, kenapa semua pada diam?’’ kata Andi. 

KLB yang digelar di Solo Juli 2011 telah melahirkan ketua umum baru PSSI, yakni Djohar Arifin Husin. Sedangkan wakil ketua ditempati Farid Rahman. 

Namun belum genap setahun, kepengurusan Djohar-Farid justru sudah mendapat kritik dari sebagian besar anggota PSSI. Mereka menuding bahwa kepengurusan baru telah melanggar statuta dan amanah dari Kongres Bali 2011 yang menjadi dasar program kepengurusan PSSI. 

Puncak masalah muncul saat PSSI menetapkan jumlah peserta liga kasta tertinggi sebanyak 24 tim. Pembagian saham pengelolaan kompetisi profesional yang tidak sesuai Kongres Bali juga menuai protes keras dari sebagian besar anggota PSSI. 

Situasi semakin tak terkendali ketika empat anggota Exco PSSI yang dianggap berseberangan dengan kebijakan PSSI diberhentikan dari jabatannya. Mereka adalah Robertho Rouw, La Nyalla Mattalitti, Erwin Budiawan, dan Toni Apriliani. Keempatnya dipecat oleh Majelis Komite Etik pimpinan Todung Mulya Lubis. 

Kegelisahan di kalangan anggota PSSI selanjutnya berbuntut pada pengajuan mosi tidak percaya kepada PSSI pimpinan Djohar. Anggota ini lalu membentuk KPSI dan sepakat menggelar pemilihan exco baru lewat KLB.

’’KPSI juga harus dikontrol. Jangan sampai justru pengurus baru yang terbentuk justru dihuni orang-orang lama. Apalagi mereka yang sudah pernah menjabat sebagai exco PSSI. Kalau ingin berkontribusi, sebaiknya mereka ngurusin klub saja,’’ kata Andi. 

Sementara itu, kemarin satu lagi bakal calon ketua umum PSSI Ahmed Zaki Iskandar yang resmi mendaftarkan diri dan menyerahkan berkas persyaratan calon ketua. Dengan didampingi politisi Partai Golkar, Tantowi Yahya dan tim suksesnya, Zaki yang juga Ketua Umum Pengcab PSSI Kabupaten Tangerang tersebut mengaku terpanggil untuk mencalon diri sebagai ketua umum PSSI. Ini setelah kisruh di tubuh federasi sepak bola tanah air tak kunjung redah.

"Ya, kisruh di PSSI harus segera dihentikan. Sebab, dengan kondisi seperti ini sepak bola kita yang menjadi korban," tandas Zaki.

Menurutnya, kisru di tubuh PSSI saat ini dampak dari kebijakan pengurusan. Banyak kebijakan pengurus dibawah Djohar Arifin Husin yang dinilai melanggar rambu-rambu dalam aturan. "Semua orang sudah tahu, kalau pengurus PSSI sekarang sering menambrak aturan. Aturan, produk pengurus lama dianggap tidak benar. Padahal, aturan itu hasil kesepakatan seluruh anggota dalam forum sah (kongres)," katanya.

"Nah, karena itulah yang membuat saya merasa terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI. Saya menilai organisasi PSSI saat ini sudah keluar jalur dan harus dikembalikan ke rule-nya," sambung pria yang juga politisi Partai Golkar tersebut. (lis/sis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Milan Berjaya Tanpa Ibra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler