Tingkatkan Produktivitas Usaha, Kemenkop UKM Dorong Kolaborasi dan Digitalisasi Warteg

Selasa, 26 Januari 2021 – 11:48 WIB
Kemenkop dan UMKM komitmen mendorong kolaborasi dan digitalisasi warteg. Foto: Kemenkop dan UKM.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menggelar diskusi dengan perwakilan pengurus Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) serta Paguyuban Pedagang Warung Tegal dan Kaki Lima se-Jakarta dan sekitarnya (Pandawakarta) di kantor Kemenkop dan UKM, Senin (25/1).

Topik utama diskusi ialah bersama-sama mencari solusi tepat berbagai masalah yang selama ini dihadapi para pelaku usaha warteg dan kaki lima, akibat dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Kemenkop UKM Susun 6 Indikator Strategis Adaptasi dan Transformasi KUMKM 

Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Kemenkop dan UKM Arif Rahman Hakim, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya, Staf Khusus Menkop dan UKM Tb. Fiki C. Satari, Direktur Utama LLP KUKM Leonard Theosabrata, dan CEO Wahyoo Peter Shearer.

"Kurang dari separuh pedagang warteg memilih untuk pulang kampung karena pendapatannya terus menurun karena permintaan yang terbatas. Mereka rata-rata dari Tegal dan Brebes," ungkap Ketua Kowantara Mukroni.

BACA JUGA: Target Kemenkop UKM, Ekspor KUMKM Tangguh dan Masuk Rantai Pasok Global  

Namun, Mukroni mengklarifikasi isu beredar yang menyatakan 20 ribu warteg telah gulung tikar.

Dia menegaskan bahwa angka tersebut tidak benar.

Meskipun demikian, para pelaku usaha warteg berharap pemerintah bisa turun tangan untuk mendata mereka agar mendapatkan gambaran utuh kondisi sebenarnya.

"Tidak semua warteg atau pedagang kaki lima punya pendapatan dan kapasitas yang sama sehingga perlu didata,” tambah Puji Hartoyo, perwakilan dari Pandawakarta. 

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya menegaskan bahwa warteg adalah salah satu usaha rakyat yang menjadi fokus perhatian pemerintah.

Data menjadi langkah pertama yang penting untuk mengukur kebutuhan pelaku usaha makanan tersebut.

“Jika data yang dibutuhkan terkait dengan jumlah warteg yang terdampak bisa dikumpulkan dengan cepat dan tepat, maka proses pemberian bantuan akan cepat disalurkan,” ujar Eddy.

Bantuan pemerintah kepada pelaku usaha dapat diberikan antara lain melalui Banpres Produktif Usaha Mikro yang sudah berlangsung sejak 2020.

Bantuan modal kerja juga dapat diakses melalui koperasi yang dibantu pembiayaannya melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan KUMKM atau akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan.

Kemenkop dan UKM juga mendorong kolaborasi seluruh stakeholder usaha warung makan dan kaki lima.

Misalnya peningkatan kemampuan SDM dan pemberdayaan pelaku usaha dapat difasilitasi lewat program bapak asuh yang melibatkan BUMN dan swasta atau menghubungkan dengan akses pasar dalam program sosial mobilisasi makan gratis yang dibiayai pemerintah/swasta.

Untuk mendata sebaran dan status warteg, Kemenkop dan UKM menggandeng penyedia platform digital antara lain Wahyoo.

Seperti diketahui, Wahyoo merupakan teknologi yang selama ini fokus membantu meningkatkan nilai tambah warteg melalui digitalisasi.

CEO Wahyoo Peter Shearer mengatakan, pihaknya selama ini membantu para pelaku usaha warung makan untuk bertransformasi ke ranah digital, meningkatkan standar protokol kesehatan, hingga akses permodalan usaha.

Peter menambahkan, hampir 16 ribu warung makanan yang ada di Jakarta sudah masuk dalam ekosistem digital, sehingga tidak hanya bisa melayani pesanan kebutuhan warung secara daring.

Namun, lanjut dia, pembukuan dilakukan dengan sangat sederhana, pembiayaan yang mudah, serta banyak potensi penambahan penghasilan. 

"Bahkan, kami dorong mereka untuk bisa masuk ke platform seperti Gofood dan Grabfood, sampai di tahap kami berikan juga pelatihan serta strateginya," pungkas Peter.

Pemetaan data warung makan dan digitalisasi bisa menjadi solusi ampuh untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas pelaku usaha di tengah dampak pandemi dan pembatasan sosial berskala sesar (PSBB) yang masih berlangsung di 2021 ini. 

"Saya lega melalui kesempatan diskusi ini sudah meluruskan data yang salah diberitakan tentang 20 ribu pengusaha warteg yang gulung tikar," kata Eddy.


Namun demikian, kata Eddy, tetap saja pertemuan ini juga adalah bentuk komitmen dan semangat Kemenkop dan UKM untuk mengawal serta memastikan hadirnya solusi yang tepat, cepat, dan mudah diakses oleh para pelaku UMKM dan Koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, agar segera kembali bangkit. (*/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenkop Ukm   UMKM   koperasi   Warteg   startup  

Terpopuler