Mulai Cemaskan Penerus Dalai Lama

Minggu, 14 Maret 2010 – 06:49 WIB
PADA 6 Juli nanti banyak warga Tibet "baik yang berada di kampung halaman maupun berdiaspora" yang gundahSebab, pada tanggal itu Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso alias Tenzin Gyatso atau yang lebih dikenal sebagai Dalai Lama berusia 75 tahun

BACA JUGA: Menkeh Taiwan Pilih Mundur


  
Mereka gundah karena saat usia sang patron terus bertambah, belum jelas siapa yang akan menggantikan kedudukannya
Padahal, Tiongkok masih kuat mencengkeram Tibet dan orang-orang Tibet yang hidup di sekitar kawasan Himalaya sengsara karena diperlakukan sebagai warga negara kelas dua

BACA JUGA: Michelle, Malia dan Sasha Batal ke Menteng


  
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada keyakinan (Buddha) dan Tibet setelah (era) beliau (Dalai Lama) nanti," ucap Yeshe Jamyang cemas seperti dilansir The Times of India.
  
Jamyang adalah salah seorang di antara 80 ribu warga Tibet yang mengikuti Dalai Lama lari ke Dharamsala, India, setelah kegagalan melawan pendudukan Tiongkok pada 10 Maret 1959
Eksodus ke India bagian utara itu sekaligus menandai era diaspora warga Negeri Atap Dunia tersebut ke negara-negara tetangga. 
  
Nah, setelah memimpin gerakan pembebasan Tibet selama hampir lima dekade, Dalai Lama tentu tidak mudah mundur begitu saja

BACA JUGA: Hadiah Nobel Obama untuk Haiti

Apalagi, Tiongkok telah nyata-nyata berusaha memutus garis kepemimpinannya lewat segala cara
  
Pada 1995, Gedhun Choeki Nyima yang ditunjuk Dalai Lama sebagai Panchen Lama (orang kedua terpenting dalam hierarki kepemimpinan Tibet, Red) tiba-tiba raibKuat dugaan, Tiongkok menculik bocah enam tahun itu dan menyekapnya hingga kiniApalagi, Beijing kemudian menunjuk bocah enam tahun lainnya sebagai Panchen Lama versi mereka
  
Kini mungkin hanya Karmapa Lama yang jadi tumpuan asa warga Tibet sepeninggal Dalai Lama nantiKarmala Lama yang ke-17 sekarang ini baru berusia 17 tahun dan dikenal memiliki wawasan luas
  
Pria kelahiran Kham, Tibet, yang juga tinggal di India itu memiliki visi perjuangan sama dengan Dalai Lama, yaitu jalur tengahArtinya, otonomi luas, termasuk kekuasaan di sektor pertahanan dan luar negeri, tapi tetap di bawah Tiongkok
  
Sayang, secara hierarki, Karmapa Lama hanya diakui sebagai pemimpin agamaKarena itu pula, dalam berbagai wawancara, dia menolak untuk terseret jauh ke ranah politik"Bagi saya, yang terpenting adalah kami mengutamakan perjuangan lewat jalur non kekerasan," katanya kepada Time tahun lalu(hep/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yesus Muncul dari Wajan Gosong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler