Mulai Dibangun 4.000 Rumah Darurat

Senin, 05 Oktober 2009 – 05:23 WIB

PADANG -- Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp18 miliar untuk biaya pembangunan 4.000 rumah darurat bagi korban gempa di Sumatera BaratDana sebesar itu terhimpun dari sejumlah dermawan dan donatur PKPU serta mitra PKPU, salah satunya Human Appeal International (HAI) Australia

BACA JUGA: Hujan Deras Tambah Derita Ribuan Pengungsi

Rumah darurat itu ukurannya 3x6 meter dan tinggi 2,30 meter yang  terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan dapur.

Setiap unit rumah pembangunannya dianggarkan Rp4,5 juta, yang masing-masih akan dikerjakan dalam waktu 2,5 jam
Dana yang sudah terkumpul juga akan dipergunakan untuk membangun dapur umum di setiap titik gempa.

Manajer Rescue PKPU Muhammad Yasin menjelaskan, pembangunan rumah darurat akan dilakukan secara bertahap selama dua bulan ke depan dan kini pembangunannya sudah dimulai

BACA JUGA: Oppie Ramaikan Konser Amal

Rumah tersebut merupakan rumah sementara, sambil menunggu para korban membangun kembali rumah-rumah mereka


"Rumah tersebut bisa ditempati selama satu tahun dengan bahan tahan gempar lantai dipelur, dinding dari terpal tebal dan kayu, serta ventilasi yang baik

BACA JUGA: MPI, Kabisat dan Oxfam Bagikan 1630 Tenda

Untuk awal, kita bangun 50 rumah darurat yang lokasinya di pinggir jalan," papar Muhammad Yasin di Posko Utama PKPU di Kompleks Pelangi Indah, Blok A3 No 5, Korong Gadang, Kuranji, Padang, kemarin.

Untuk dapur umum yang juga akan dibangun di setiap titik korban gempa, nantinya dapur umum itu membuat 1.000 paket nasi untuk satu kali makanBarangkali karena situasi lagi prihatin, pola makan para korban dijatah dua kali sehari, yakni makan siang dan makan malam saja.

Langkah bantuan PKPU tidak sebatas itu"Lembaga ini juga melakukan aksi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat mendapatkan pengobatan secara layak dan gratisMengingat pasca gempa rumah sakit belum beroperasi dengan maksimal," kata dokter PKPU, PrayudiDia menambahkan, rata-rata penyakit yang menjangkiti para korban gempa adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penyakit kulit dan diare

Dijelaskan, ISPA diakibatkan karena banyak penduduk yang masih tinggal di tenda-tenda luar, sehingga terkena debu dan cuacaSedangkan penyakit kulit dan diare adalah akibat kurangnya air bersihTerlebih, banyak sekali korban gempa yang melakukan aktifitas mandi cuci  kakus (MCK) di kali atau selokanNamun, lanjutnya, "Alhamdulillah tidak ada yang di rujuk ke rumah sakit.

Dokter lulusan Universitas Yarsi ini menjelaskan, peserta pengobatan gratis ini mencapai 230 orang dari 300 kepala keluarga, dan 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anakDia mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap kondisi fisiknya“Bagi warga yang tinggal di luar, usahakan untuk anak-anak kecil diberi perlindungan agar tidak rentan penyakitSehingga untuk saat ini kita masih memerlukan selimut dan pakaian layak pakai,” ujarnya mengakhiri percakapan.(esg/sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa 6,1 SR Terjadi di Manokwari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler