Mulai Kampanyekan Daftar Haji Kala Muda

Warning Arab Saudi Terhadap Penyebaran Virus Coronavirus

Selasa, 25 September 2012 – 07:01 WIB
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mulai memantau serius keberadaan jamaah haji di Arab Saudi yang didominasi jamaah usia tua. Mereka tidak mau mengambil resiko memberangkatkan jamaah haji yang mayoritas usia lanjut. Kemenag langsung tancap gas dengan mulai kampanye daftar haji di usia muda.

Seluruh panitia haji yang dikomando Kemenag terus ketar-ketir mengikuti perkembangan pelaksanaan ibadah haji musim 2012. Tepatnya ketika keluar data jika dalam tiga hari pelaksanaan ibadah haji (21-23/9) sudah ada 12 jamaah yang dirawat di RS dengan berbagai keluhan.

Upaya kemenag merubah komposisi usia calon jamaah haji tadi dilakukan dengan kampanye melalui iklan layanan masyarakat. Iklan ini hasil kerjasama antara Kemenag dengan Tolak Angin. Direktur Jenderal Pelayanan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu langsung menjadi bintang iklan tersebut.

Sayangnya, dalam peluncuran iklan ini kemarin (24/9) Anggito tidak bisa ikut karena sakit dan menjalani perawatan di Jogjakarta. Dalam iklan ini, Anggito dengan mantab meminta masyarakat untuk mulai mendaftar haji ketika berumur muda. "Jika sudah daftar dan mendapatkan nomor porsi, tunggu keberangkatan dengan sabar," kata Anggito dalam iklan tersebut.

Sekretaris Ditjen PHU Kemenag Cepi Supriatna yang mewakili Anggito mengatakan, merubah komposisi antrean calon jamaah haji dari banyak tuanya ke banyak mudanya memang penting. "Sehingga kalaupun antreannya panjang, calon jamaah haji tetap tenang," katanya.

Cepi lantas menuturkan, saat ini calon jamaah haji yang masuk dalam daftar waiting list sekitar 1,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, jamaah haji yang berusia lebih 60 tahun mencapai 300 ribuan. Sementara jika dikupas lagi, calon jamaah haji yang berumur lebih dari 80 tahun ada sekitar 11 ribu. "Dan yang berumur lebih dari satu abad, ada 24 orang," jelasnya.

Untuk itu, Cepi mengatakan Kemenag terus berupaya menggodok formulasi pendanaan setoran awal ibadah haji sehingga yang mendaftar banyak yang berumur antara 30-40 tahun. Dia mengakui memang kelemahannya saat ini adalah, rata-rata masyarakat memiliki tabungan cukup di usia lebih dari 50 tahun. Namun, jika lebih giat menabung lagi, pada usia antara 30-40 tahun masyarakat sudah bisa memiliki tabungan yang cukup untuk membayar setoran awal senilai Rp 25 juta per orang.

Sebelumnya berkembang model pembiayaan haji melalui dana talangan. Dimana para jamaah cukup membayar setoran awal semampunya, kemudian kekurangannya ditalangi pihak bank. Karena ada unsur riba atau bunga talangan, model ini lantas tidak dianjurkan oleh Kemenag. Adalah pula model lainnya seperti multi level marketing (MLM), yang juga direpon negatif oleh Kemenag.

Diantara jenis pembiayaan yang paling berpotensi diupayakan adalah tabungan haji yang tidak mengandung unsur dana talangan. Teknisnya, penabung bakal mendapatkan nomor porsi ketika uang tabungannya sudah mencapai nominal setoran awal yang ditetapkan.

Terkait perkembangan haji hingga kemarin pagi, Cepi mengatakan sudah ada 21.294 jamaah haji yang sudah tiba di tanah suci. Mereka terdiri dari 53 kloter yang tersebar dari seluruh Indonesia. Dia juga mengingatkan, bagi calon jamaah haji yang belum berangkat tahun ini, bisa memanfaatkan call center di (021) 500425. "Melalui call center ini bisa mengetahui estimasi keberangkatan dan jadwal-jadwal penting lainnya."

"Pada intinya, kita sepakat jika gerakan mendaftar haji kala muda ini dikampanyekan ke masyarakat," tuturnya. Upaya ini juga diharapkan didukung kalangan industri, dengan cara mempermudah memberikan izin cuti haji untuk pegawainya. Tidak perlu menunggu pegawainya mendekati usia pensiun, baru memberikan izin cuti untuk berhaji.

Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat memprediksi jika pertumbungah perekomian warga akan terus meningkat. Kondisi ini perlu jadi pertimbangan penting Kemenag, karena kemampuan masyarakat untuk berhaji juga akan ikut naik. "Ketika demand haji naik sementara supply-nya tetap, tentu menjadi tugas pemerintah mengatasinya," kata dia.
 
Warning Penyebaran Coronavirus

Sementara itu, Media Center Haji (MCH) Kemenag di Madinah melaporkan jika Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengeluarkan warning atas penyebaran virus Coronavirus. "Kami akan terus mewaspadai perkembangan virus ini," kata dr Kasi Kesehatan Daerah Kerja (daker) Madinah Tjetjep Ali Akbar kepada tim MCH kemenag kemarin (24/9).

Upaya pencegahan dilakukan diantaranya dengan memberikan penyuluhan kepada dokter-dokter kloter dan tim kesehatan haji Indonesia (TKHI). Selain itu juga penyuluhan langsung kepada jamaah haji. Kepada para jamaah disarankan agar terus mengenakan masker serta istirahat yang cukup sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.

Menurut Tjetjep, penyebaran virus ini tidak perlu terlalu dicemaskan. "Virus ini berbeda dengan meningitis," katanya. Meski begitu, Balah Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) sudah menyiapkan pasokan obat-obatan antibiotik untuk jaga-jaga.

Dari laporan Arabnews menyebutkan jika pemerintah Saudi sudah mengumumkan virus tadi sudah menjangkiti tiga orang warga setempat. Celakanya, dua diantara mereka itu telah meninggal dunia. Satu lagi masih menjalani perawatan. Penyebaran virus ini dipicu dari perbubahan cuaca yang sangat ekstrem di Arab Saudi. Virus ini sendiri dianggap sebagia salah satu bentuk common cold (flu). (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putri Probosutedjo Tak Minta Uang dari Pelepasan Tanah Hambalang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler