MUCHEN memang ditakdirkan sebagai arena bersejarah bagi perjalanan Liga Champions. Empat kali final terselenggara di Munchen, empat kali pula lahir juara baru.
Chelsea menjadi kampium baru di Alianz Arena yang kali pertama menjadi venue final musim ini. Dalam tiga kali final sebelumnya, lokasi pertandingan di Munchen mengambil lokasi di markas Bayern sebelumnya, Olympiastadion.
Pada final musim 1978-1979, tim Inggris Nottingham Forest menjadi juara baru Piala Champion, turnamen sebelum Liga Champion. Tim asuhan pelatih legendaris Brian Clough itu memukul Malmo FF (Swedia) 1-0 di partai puncak.
Pada musim 1992-1993, saat musim pertama Liga Champions, menggantikan format lama Piala Champions, Marseille menahbiskan diri sebagai juara baru. Pada partai final, tim Prancis itu mengalahkan AC Milan dengan skor 1-0.
Borussia Dortmud juga menjadi kampium anyar saat berlaga di Olympiastadion pada musim 1996-1997. Dortmund mengalahkan tim Italia Juventus di final dengan skor 3-1.
Kemenangan Chelsea atas tuan rumah Bayern, semakin meneguhkan kota dengan populasi 1,5 juta penduduk itu sebagai arena untuk melahirkan juara baru.
"Menjadi juara untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, sangat mengagumkan. Itu adalah pertandingan yang sangat luar biasa, laga yang gila," ujar striker Chelsea Didier Drogba menyinggung gelar pertama timnya sepanjang 107 tahun sejak klub berdiri.
Sebaliknya, gagal jadi juara di depan publiknya sendiri membuat kubu Munchen sangat sedih. Hasil buruk itu mengulangi trauma yang dialami tuan rumah AS Roma pada musim 1983-1984. Roma juga gagal meraih trofi paska kalah adu penalti melawan Liverpool.
"Itu adalah mimpi buruk. Jika melihat bagaimana pertandingan berjalan, saya seolah melihat film yang sangat buruk. Saya frustasi dan depresi mengingat pertandingan itu," kata Direktur Olahraga Munchen Christian Nerlinger. (nur)
Final di Munchen
1978-1979 Nottingham Forest v Malmo FF 1-0
1992-1993 Marseille v AC Milan 1-0
1996-1997 Borussia Dortmund v Juventus 3-1
2011-2012 Bayern Munchen v Chelsea 1-1 (adu penalti 3-4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Robben Tak Lupakan Kegagalan
Redaktur : Tim Redaksi