Muncul Klaster Baru Covid-19 Purbalingga, Ini Saran LaNyalla untuk Sekolah Lain

Kamis, 23 September 2021 – 22:10 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta munculnya klaster baru Covid-19 di Purbalingga menjadi pelajaran bagi daerah untuk mengkaji secara komprehensif rencana pembelajaran tatap muka (PTM).

"Peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi sekolah lainnya," kata LaNyala, Kamis (23/9).

BACA JUGA: Puan Maharani: Sekolah Jangan Curi Start PTM, Membahayakan Siswa!

LaNyalla berharap dinas pendidikan memiliki data dan kajian mengenai keadaan sebaran Covid-19 di wilayahnya.

"Jadi penyelenggaraan PTM harus dipertimbangkan berdasarkan potensi penularan," jelasnya.

BACA JUGA: Alhamdulillah, 122 Orang Sembuh dari Covid-19 di Purbalingga

Sebagai informasi, 90 siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga terkonfirmasi positif Covid-19, Selasa (21/9).

Mereka menjalani isolasi terpusat di gedung sekolah.

BACA JUGA: 4 Klaster Baru Dampak Kerumunan Pendukung Habib Rizieq

Di hari yang sama, 61 siswa SMPN 3 Mrebet Purbalingga juga dinyatakan positif Covid-19.

"Kami mempertanyakan prosedural penerapan prokes dalam pelaksanaan PTM di dua SMP negeri tersebut. Kok bisa sampai terjadi?," kata Senator asal Jawa Timur itu.

Menurut LaNyalla, seharusnya sekolah mampu membuat antisipasi kemungkinan terjadinya peristiwa ini.

Dia juga menekankan setiap sekolah harus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk PTM yang akan datang.

"Tidak boleh lengah dan kendor. Harus dilakukan pengawasan dengan baik. Terutama penggunaan masker dan tidak boleh berkerumun," tegas LaNyalla.

Dia mengakui kondisi karena sudah lama tidak bertemu membuat siswa asyik ngobrol sehingga lupa menjaga jarak.

"Ini harus diawasi," sebutnya.

Oleh karena itu LaNyalla meminta orang tua dan sekolah perlu bersabar dalam menghadapi pandemi dengan tidak memaksakan harus ada PTM jika benar-benar tidak siap.

"Kita semua tahu dan memahami bahwa kedisiplinan warga masih rendah, termasuk anak-anak sekolah yang masih sering abai dengan penerapan prokes," ungkap mantan ketua umum PSSI itu.

LaNyalla kembali menekankan jika potensi penularan Covid-19 masih tinggi sebaiknya PTM ditiadakan.

"Demi anak-anaknya, saya kira orang tua akan memberi yang terbaik. Orangtua pastinya akan melakukan pendampingan dan harus mau belajar lagi agar anak-anaknya mampu mencerna pelajaran," kata LaNyalla.

Upaya lainnya, dia meminta percepatan vaksinasi Covid-19 bagi kelompok usia sekolah yakni usia 12 - 17 tahun dipercepat. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler